Senin, 22 Desember 2025

Ali Sadikin dan Kasino Jakarta: Uang Judi yang Membangun Ibu Kota

Photo Author
- Minggu, 8 Juni 2025 | 16:00 WIB
Ilustrasi kasino. (freepik.com)
Ilustrasi kasino. (freepik.com)

SUARAREMBANG.COM - Saat Ali Sadikin dilantik menjadi Gubernur Jakarta pada 1966, ia langsung menghadapi kenyataan pahit.

Uang di kas daerah sangat terbatas, sementara kebutuhan pembangunan sangat besar. Kota ini tengah tumbuh pesat, tapi fasilitas publik seperti jalan, sekolah, dan rumah sakit jauh dari memadai.

Baca Juga: Setwapres Klarifikasi Soal Gibran Follow Akun Judol, Ini Kronologi Lengkapnya

Sebagai mantan marinir yang dikenal tegas dan blak-blakan, Ali memilih jalan yang tidak lazim. Ia melegalkan perjudian—bukan karena mendukung gaya hidup mewah, tetapi karena butuh sumber dana baru.

“Kalau tidak ada uang dari judi, jangan harap ada jalan, rumah sakit, atau sekolah untuk rakyat,” katanya tegas.

Kasino Resmi: Petak Sembilan hingga Sarinah

Kebijakan itu dijalankan dengan aturan ketat. Pada 1967, ia menerbitkan surat keputusan yang mengizinkan perjudian dilakukan secara resmi di lokasi khusus.

Lokasi pertama adalah Petak Sembilan di kawasan Glodok. Dalam waktu singkat, tempat itu menghasilkan pendapatan fantastis bagi kas daerah.

Baca Juga: Banyak Iklan Judol di Meta Akibat Tak Ada Regulasi Aturan Sosmed dari Pemerintah: Tegur Wadahnya, Tegur Meta!

Kasino juga dibuka di tempat lain seperti lantai 13 Gedung Sarinah dan kawasan Ancol. Selain itu, lahir pula pusat hiburan modern seperti Tanamur yang ikonik pada zamannya. Semua kegiatan ini diawasi ketat.

Tim pengawas dibentuk untuk memastikan perjudian tidak menyebar liar dan tidak mendekati tempat ibadah, sekolah, atau kampung penduduk.

Dana Judi Jadi Jalan dan Sekolah

Pendapatan dari kasino dan judi resmi digunakan untuk membangun Jakarta.

Ali Sadikin membiayai proyek besar seperti Monas, Taman Ismail Marzuki, Ancol, serta ratusan sekolah dan puskesmas. Bahkan program perbaikan kampung (MHT) juga dibiayai dari dana tersebut.

Ali sadar kebijakan ini kontroversial. Ia sempat disebut “Gubernur Maksiat” oleh sebagian kalangan. Namun ia tidak gentar.

“Masyarakat boleh menolak judi, tapi mereka juga harus tahu bahwa rumah sakit tempat mereka berobat itu dibangun dari pajak judi,” ujarnya.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jadwal Bioskop Pati Hari Ini, Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:02 WIB
X