SUARAREMBANG.COM - Masalah serius muncul saat pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah pada 6 Juni 2025.
Ribuan jemaah haji Indonesia dilaporkan tidak mendapatkan tenda saat berada di lokasi puncak ibadah haji.
Baca Juga: Ruben Onsu Jadi Mualaf, Fokus Sempurnakan Shalat Usai Batal Berangkat Haji
Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya memberikan penjelasan resmi mengenai penyebab utama dari peristiwa ini.
Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M. Hanafi, mengungkapkan empat faktor utama yang menyebabkan banyak jemaah tidak mendapat tempat berlindung di Arafah.
1. Penggunaan Tenda Tidak Maksimal
Menurut Muchlis, masih banyak tenda yang sebetulnya belum penuh terisi. Namun, tenda-tenda ini tidak bisa dimanfaatkan secara optimal.
Baca Juga: Masjidil Haram Dipenuhi Wanita saat Wukuf di Arafah, Fenomena Langka Tiap Musim Haji
“Misalnya, tenda berkapasitas 350, sebenarnya baru dihuni 325 jemaah dari satu kelompok, namun tidak dapat diakses jemaah lain, bahkan meski dari markaz yang sama,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Kemenag pada Minggu, 8 Juni 2025.
2. Skema Keberangkatan Berbasis Hotel
Sistem keberangkatan dari hotel ke Arafah menggunakan pendekatan berbasis hotel, bukan berdasarkan markaz atau syarikah. Ini membuat distribusi jemaah tidak merata.
Akibatnya, beberapa tenda terisi penuh lebih awal. Sementara jemaah yang seharusnya menempati tenda tersebut belum sampai di lokasi.
3. Perpindahan Tenda Secara Sepihak
Banyak jemaah berpindah tenda tanpa koordinasi resmi. Tujuannya untuk berkumpul dengan keluarga atau kelompok bimbingan haji dari daerah asal.
Artikel Terkait
Masjidil Haram Dipenuhi Wanita saat Wukuf di Arafah, Fenomena Langka Tiap Musim Haji