REMBANG, suararembang.com – Tradisi menjenguk orang sakit atau tilik sudah mengakar kuat di masyarakat.
Bagi banyak orang, datang langsung ke rumah sakit dianggap bentuk empati dan kepedulian.
Baca Juga: Teknologi Laser RIRS di RSUD Rembang Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Operasi
Namun, perkembangan ilmu kedokteran menunjukkan bahwa kebiasaan ini perlu disesuaikan.
Para tenaga medis kini menyarankan, tilik sebaiknya dilakukan setelah pasien pulang ke rumah, bukan saat masih dirawat.
Alasannya bukan soal sopan santun atau adat, melainkan menyangkut keselamatan pasien, kenyamanan keluarga penjaga, serta pencegahan infeksi yang mungkin menyebar di rumah sakit.
Baca Juga: RSUD dr. R. Soetrasno Rembang Gunakan Teknologi FANS-RIRS untuk Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Sayatan
Rumah Sakit Bukan Tempat Aman untuk Semua
Secara ilmiah, rumah sakit merupakan lingkungan berisiko tinggi terhadap penyebaran kuman, bakteri, dan virus.
Ini dikenal sebagai infeksi nosokomial, sebuah infeksi yang diperoleh pasien selama menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.
Tak hanya pasien yang rentan, pengunjung pun bisa menjadi pembawa kuman ke luar rumah sakit.
Menurut jurnal Clinical Infectious Diseases, infeksi nosokomial terjadi pada 5 hingga 10 persen pasien rawat inap di negara berkembang.
Hal ini bisa diperparah jika ada kunjungan tanpa batas yang berpotensi membawa mikroorganisme dari luar.
Pasien Butuh Istirahat, Bukan Keramaian
Proses penyembuhan tidak hanya ditentukan oleh pengobatan, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kualitas istirahat pasien.
Kehadiran tamu dalam jumlah banyak, atau terlalu sering, bisa mengganggu ketenangan yang dibutuhkan untuk pulih.
Artikel Terkait
RSU dr. R. Soetrasno Rembang Raih Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi