“Kita cek apakah unsur gizinya sudah memenuhi atau tidak. Ini bagian dari tugas Dinas Kesehatan. Yang terpenting juga kepantasan, gizinya dilihat dari menu. Dengan anggaran segitu sudah pantas, kurang atau lebih, harapannya jika ada yang kurang teman-teman SPPG bisa evaluasi,” terangnya.
Bupati juga menambahkan bahwa menu harus bervariasi setiap hari. Usulan siswa seperti nasi goreng dan telur ceplok dianggap masih memungkinkan sepanjang sesuai standar gizi dan harga.
Turut mendampingi dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang dr. Ali Syofii bersama sejumlah pejabat OPD terkait.
Harapannya, seluruh SPPG yang saat ini masih dalam tahap pembentukan bisa segera beroperasi.
Dengan begitu, manfaat Program Makan Bergizi Gratis akan dirasakan lebih luas oleh masyarakat, terutama kalangan pelajar.
“Kita ingin masyarakat, khususnya para pelajar, benar-benar merasakan manfaat dari program ini. Maka dari itu, percepatan pembentukan SPPG di berbagai wilayah harus terus didorong,” pungkas Bupati.
Sebagai informasi tambahan, Program MBG merupakan kebijakan nasional yang mulai dijalankan pada 2025 dengan target pelajar di tingkat dasar hingga menengah.
Kabupaten Rembang menjadi salah satu daerah yang cukup cepat menindaklanjuti program ini.
Hingga September 2025, program MBG di Rembang sudah menjangkau puluhan sekolah, dengan distribusi makanan bergizi setiap hari sekolah.
Ke depan, Pemerintah Kabupaten Rembang berencana memperluas jangkauan program ini hingga ke pesantren dan sekolah swasta.
Hal ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka stunting sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan melalui dukungan gizi yang memadai.
***
Artikel Terkait
Kejar-kejaran Serapan Anggaran Menkeu Purbaya dengan BGN untuk MBG, Dana Nganggur Bakal Ditarik dan Dialihkan