MANILA, suararembang.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Filipina pada Rabu, 1 Oktober 2025. Bencana ini menewaskan sedikitnya 72 orang dan melukai lebih dari 150 warga hingga Kamis, 2 Oktober 2025.
Pusat gempa berada 17 kilometer timur laut Kota Bogo, Cebu, dengan kedalaman dangkal 10 kilometer. Getaran kuat ini menjadi yang terbesar di wilayah Filipina dalam sepuluh tahun terakhir.
Rumah sakit di Bogo kewalahan menangani korban, sementara bangunan, rumah warga, dan fasilitas publik mengalami kerusakan parah.
Peringatan Tsunami Sempat Dikeluarkan
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (PHIVOLCS) langsung mengeluarkan peringatan tsunami. Warga diminta menjauhi pantai di Cebu, Leyte, dan Biliran.
Gelombang setinggi satu meter diperkirakan muncul, namun peringatan dicabut tiga jam kemudian setelah kondisi dinyatakan aman.
Baca Juga: Bandung Raya Dibayangi Ancaman Sesar Lembang, BPBD Cemaskan Gempa Kuat Berskala MMI 8
Selain Bogo, wilayah San Remigio dan Medelin juga melaporkan kerusakan serius akibat guncangan gempa.
Tragedi ini datang ketika Cebu masih berusaha pulih dari hantaman Siklon Bualoi yang melanda pekan lalu.
Badai tersebut menewaskan sedikitnya 27 orang, menyebabkan banjir, pohon tumbang, serta pemadaman listrik luas. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat kondisi tersebut.
Tidak Ada Korban WNI
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menegaskan tidak ada Warga Negara Indonesia yang menjadi korban jiwa.
“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban gempa,” jelas Judha, Rabu malam.
Meski demikian, KBRI Manila melaporkan satu rumah milik WNI di Bogo City mengalami kerusakan. “Namun, KBRI mencatat terdapat rumah seorang WNI yang mengalami kerusakan di Bogo City,” tambahnya.
Artikel Terkait
Kamchatka Kembali Diguncang Gempa, Peringatan Tsunami Menggema usai Wilayah Pesisir Timur di Rusia Itu Ditempa 7,4 Magnitudo