Ketika rakaat kedua dimulai, bagian ujung musala tiba-tiba runtuh dan merembet ke bagian bangunan lainnya hingga akhirnya seluruh struktur lantai dua dan tiga roboh menimpa jamaah di bawahnya.
Suasana panik pun pecah, sementara sejumlah santri berusaha menyelamatkan diri dari reruntuhan.
Tim penyelamat yang tiba di lokasi beberapa menit kemudian langsung melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimpa material bangunan.
Duka dan Harapan
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan terhadap proses pembangunan dan renovasi gedung, terutama di lingkungan pendidikan dan keagamaan.
Hingga kini, proses pencarian korban masih berlangsung. Pemerintah daerah bersama BNPB dan Kementerian PUPR tengah melakukan investigasi awal untuk memastikan penyebab pasti ambruknya bangunan yang menelan banyak korban jiwa tersebut.
“Yang terpenting sekarang adalah penyelamatan korban dan memastikan peristiwa serupa tidak terulang kembali,” ujar Abdul Muhari.
Duka mendalam masih menyelimuti keluarga para santri dan masyarakat sekitar. Banyak pihak berharap agar seluruh korban yang belum ditemukan segera bisa dievakuasi dan keluarga diberikan kekuatan menghadapi cobaan ini.***
Artikel Terkait
Evakuasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 10 Korban Tewas, Tim SAR Gunakan Alat Berat Usai Golden Time Berakhir