Kenaikan itu berjalan beriringan dengan pergeseran posisinya di berbagai divisi dan kantor cabang Bank BJB.
Perkembangan kekayaannya sebagai berikut:
2012 - Rp 71.826.708
2015 - Rp 221.826.708
2017 - Rp 595.215.856
2018 - Rp 755.577.006
2019 - Rp 1.019.727.706
2020 - Rp 651.011.877
2021 - Rp 1.586.038.762
2022 - Rp 1.745.102.998
2023 - Rp 2.053.174.496
2024 - Rp 2.160.789.773
Perubahan signifikan tampak terutama dalam periode ketika Ayi menjabat sebagai pimpinan cabang dan kemudian pemimpin divisi.
Karier Panjang Ayi Subarna di Bank BJB
Ayi Subarna bukan figur baru di lingkungan Bank BJB. Ia memiliki rekam jejak panjang mulai dari sektor operasional, manajemen jaringan, hingga teknologi informasi. Beberapa posisi yang pernah ia emban antara lain:
Pemimpin Cabang Jatinangor
Pemimpin Cabang Cimahi
Pemimpin Cabang Soreang
Pemimpin Divisi
Dari posisi inilah Ayi kemudian dipercaya menjadi Plt Direktur Utama.
Publik Tunggu Penjelasan Langsung
Di tengah meningkatnya sorotan terhadap laporan keuangannya, publik kini menunggu klarifikasi dari Ayi Subarna.
Tanpa penjelasan resmi, kritik mengenai nominal kas yang sangat kecil itu berpotensi memunculkan berbagai spekulasi.
Hingga saat ini, belum ada keterangan tambahan dari pihak Bank BJB maupun pemerintah provinsi mengenai tindak lanjut atas permintaan CBA.
Sementara itu, transparansi pejabat publik terus menjadi isu penting yang menjadi perhatian masyarakat.***
Artikel Terkait
Sustainability Bond bank bjb Banjir Peminat, Oversubscribed Hampir 5 Kali Lipat