Viral Donasi Baju Tak Tepat Sasaran di Aceh, Pengungsi Curhat Terima Kebaya hingga Baju Pesta

ACEH TAMIANG, suararembang.com - Banyak beredar di media sosial unggahan yang memperlihatkan tumpukan bantuan pakaian berserakan di pinggir jalanan di sejumlah wilayah terdampak bencana di Aceh.

Bantuan tersebut awalnya ditujukan untuk membantu kebutuhan dasar warga pascabencana.

Baca Juga: Momen Manis di Pengungsian, Bocah Ini Tak Henti Ucap Terima Kasih Saat Terima Makanan dan Pakaian

Dalam kondisi darurat, pakaian memang menjadi kebutuhan penting selain logistik makanan dan obat-obatan.

Namun, polemik muncul ketika bantuan pakaian yang datang dinilai tidak sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan pengungsi.

Sejumlah pakaian yang didonasikan justru berupa baju pesta, kebaya berbahan brokat, hingga pakaian yang sulit digunakan untuk aktivitas harian di lokasi pengungsian.

Curhat Pengungsi: Baju Tak Cocok untuk Dipakai Sehari-hari

Isu ini ramai diperbincangkan setelah influencer yang dikenal dengan nama Miss Yuni, melalui akun Instagram @yuni_tkwhongkong, mengunggah video percakapan dengan salah satu pengungsi.

Dalam video tersebut, pengungsi mengungkapkan kebingungannya menerima pakaian yang dinilai tidak relevan dengan situasi pascabencana.

“Ngasih bajunya itu bukan kayak untuk hari-hari. Kami kan butuh kaos, celana. Ini ngasih baju konsep seksi, siapa yang mau pakai?” ujar seorang pengungsi, dikutip Jumat (19/12/2025).

Ia menegaskan bahwa keluhan tersebut bukan bentuk penolakan bantuan, melainkan harapan agar donasi lebih tepat sasaran.

“Bukannya nggak bersyukur, cuma yang kami butuhkan ini celana pendek atau baju kaos,” tambahnya.

Pengungsi juga menyayangkan jika pakaian yang tidak sesuai tersebut akhirnya tidak terpakai dan justru menumpuk.

Cuaca Panas Jadi Tantangan di Lokasi Pengungsian

Keluhan serupa juga muncul dari Aceh Tamiang. Melalui unggahan akun Instagram @pempek_funny, ditampilkan pesan langsung (DM) dari warga yang menyoroti jenis pakaian donasi.

Disebutkan bahwa banyak pakaian yang tidak menyerap keringat dan tidak cocok dengan kondisi cuaca di lokasi pengungsian.