Dengan adanya program seperti pesantren kilat, diharapkan siswa dapat mengisi waktu dengan kegiatan yang mendidik dan membangun karakter.
Selain itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan bahwa libur sekolah selama sebulan penuh di bulan Ramadan memerlukan perhitungan yang cermat.
Mereka menekankan pentingnya kegiatan praktik keagamaan yang terstruktur agar siswa dapat memanfaatkan waktu libur dengan optimal.
Dalam konteks ini, pesantren kilat menjadi salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan.
Program ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga satu minggu, di mana siswa mendapatkan pembelajaran intensif tentang ajaran agama, praktik ibadah, dan nilai-nilai moral.
Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain pesantren kilat, kegiatan sosial seperti bakti sosial, kunjungan ke panti asuhan, atau kegiatan kemanusiaan lainnya dapat menjadi pilihan untuk mengisi waktu libur Ramadan.
Kegiatan semacam ini dapat menumbuhkan rasa empati, kepedulian, dan tanggung jawab sosial pada diri siswa.
Pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan usulan-usulan tersebut dalam merumuskan kebijakan terkait libur sekolah selama Ramadan.
Dengan adanya program yang terstruktur dan bermanfaat, diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu libur dengan kegiatan yang positif, sehingga tujuan pendidikan dan pembentukan karakter tetap tercapai meskipun dalam masa liburan.()
