suararembang.com - Gus Miftah, seorang pendakwah ternama, menjadi sorotan publik setelah videonya yang menghina seorang penjual es teh viral di media sosial.
Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat mengolok-olok penjual es teh saat mengisi sebuah acara di Magelang, Jawa Tengah.
Ia melontarkan kata-kata yang dianggap merendahkan, seperti "Es tehmu sih akeh (masih banyak)? Ya, sana jual goblok. Jual dulu, nanti kalau belum laku, ya sudah, takdir."
Baca Juga: Kontroversi Utusan Khusus Presiden: Raffi Ahmad dan Miftah Maulana di Bawah Sorotan Publik
Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat dan pejabat pemerintah. Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya, menegur Gus Miftah dan mengingatkannya untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan umum.
Menanggapi teguran tersebut, Gus Miftah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui sebuah video. Ia mengakui kekhilafannya dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata. Selain itu, ia juga meminta maaf langsung kepada penjual es teh yang dihina.
Kontroversi ini berdampak signifikan pada karier Gus Miftah. Pada 22 Oktober 2024, ia dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Namun, hanya dalam kurun waktu dua bulan, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada 6 Desember 2024.
Dalam pernyataan resminya, Gus Miftah menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah bermuhasabah dan istikharah, serta sebagai bentuk tanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi.
Setelah pengunduran dirinya, Gus Miftah kembali aktif mengisi pengajian. Pada 4 Januari 2025, dalam acara Pengajian dan Mujahadah Malam Ahad di Pondok Pesantren Ora Aji Tundan Purwomartani Kalasan, Sleman, ia terlihat menangis saat mendoakan orang-orang yang telah menghujatnya.
Dalam doanya, ia memohon ampunan untuk mereka yang telah mem-bully dan menghina dirinya. Ia juga menyampaikan bahwa istrinya sempat tidak setuju dengan sikapnya yang memaafkan para pengkritiknya.
Namun, Gus Miftah menegaskan bahwa ia tidak ingin menjadi alasan seseorang masuk neraka karena tidak dimaafkan kesalahannya.
Kisah Gus Miftah ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga tutur kata, terutama bagi figur publik yang menjadi panutan masyarakat. Meskipun telah meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya, kontroversi ini meninggalkan jejak dalam perjalanan kariernya.