suararembang.com - Kebakaran hutan dahsyat yang melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat, dalam sepekan terakhir telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan menghancurkan hampir 10.000 bangunan.
Bencana ini menjadi salah satu yang terparah dalam sejarah kota tersebut, memaksa ribuan penduduk mengungsi dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Menurut laporan dari Kompas.com, kebakaran yang dikenal sebagai Palisades Fire dan Eaton Fire telah menghanguskan lebih dari 13.750 hektar lahan, mengubah seluruh lingkungan menjadi abu.
Baca Juga: Penuh Kenangan Masa Kecil, Rumah Bella dan Gigi Hadid Ikut Habis Terbakar di Los Angeles
Kebakaran Palisades, yang terjadi antara Santa Monica dan Malibu di sisi barat kota, serta Kebakaran Eaton di timur dekat Pasadena, menjadi yang paling merusak dalam sejarah Los Angeles.
Akibat kebakaran ini, ribuan orang terpaksa dievakuasi dari rumah mereka. Pemerintah setempat telah mengerahkan sumber daya maksimal untuk menanggulangi bencana ini, namun angin kencang dan kondisi cuaca kering memperparah penyebaran api, menyulitkan upaya pemadaman.
Kerugian Ekonomi yang Signifikan
Kerugian ekonomi akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai antara 135 hingga 150 miliar dolar AS (sekitar Rp 2.186 hingga Rp 2.429 triliun), menurut prakiraan cuaca swasta AccuWeather.
Angka ini mencakup kerusakan properti, biaya evakuasi, dan dampak ekonomi lainnya, menandakan pemulihan yang sulit dan potensi lonjakan biaya asuransi bagi pemilik rumah.
Baca Juga: Kebakaran Hebat di Los Angeles: Langit Gelap Diselimuti Asap Tebal
Kontroversi Terkait Pernyataan Donald Trump
Di tengah bencana ini, muncul kontroversi di media sosial yang mengaitkan kebakaran di Los Angeles dengan pernyataan Presiden terpilih Donald Trump mengenai situasi di Gaza.
Beberapa warganet berspekulasi bahwa ada hubungan antara kedua peristiwa tersebut, meskipun tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim ini.
