Lingkungan Kerja yang Mencekam
Neni menjelaskan bahwa sikap tersebut menciptakan rasa takut di kalangan pegawai lain.
Ia menyebut bahwa banyak pegawai merasa cemas atas kemungkinan diperlakukan serupa.
"Saya tidak ingin kejadian ini berulang. Teman-teman saya bekerja dalam suasana mencekam. Jangan sampai ada Neni-Neni lainnya yang diperlakukan semena-mena seperti ini," tegasnya.
Neni berharap aksi protes ini dapat memberikan perhatian publik terhadap apa yang terjadi di lingkungan Kemendiktisaintek.
"Saya ingin keadilan ditegakkan. Bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk teman-teman saya yang merasa tidak aman bekerja," tambahnya.
Langkah ke DPR
Dalam upaya mencari solusi, Neni mengaku telah menghubungi anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah.
"Sudah saya WA, saya bilang Insya Allah besok kami mau ke DPR," ujarnya.
Neni juga mengungkapkan bahwa kasus ini telah menarik perhatian Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto.
"Ada teman yang bilang, Bu Titiek Prabowo ingin bertemu saya. Ya sudah, saya jalani saja. Saya sudah kadung diusir, yang saya pikirkan sekarang adalah teman-teman saya," katanya.
Pengalaman yang Tidak Terlupakan
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang telah lama mengabdi di Kemendiktisaintek,
Neni mengaku bahwa ini adalah pengalaman pertama yang begitu pahit selama kariernya.
"Saya sudah lama menjadi PNS. Baru kali ini saya diperlakukan seperti ini," ucapnya.
Harapan untuk Masa Depan
Melalui aksi Senin Hitam ini, Neni dan rekan-rekannya berharap agar kejadian serupa tidak lagi terulang di masa depan.
Mereka mendesak adanya perubahan yang signifikan dalam lingkungan kerja, termasuk menghormati hak dan martabat pegawai.
Aksi ini tidak hanya menjadi bentuk solidaritas, tetapi juga simbol perjuangan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, aman, dan manusiawi di Kemendiktisaintek.
Artikel Terkait
Kontroversi Menteri Satryo: Dari Demo ASN hingga Tuduhan Arogansi, Ini Rekam Jejaknya