JAKARTA, suararembang.com – Kritik keras datang dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terhadap Pertamina. Ia menilai pembangunan kilang minyak baru di Indonesia berjalan lamban, bahkan nyaris stagnan selama lebih dari dua dekade.
Dalam rapat koordinasi ekonomi energi pekan lalu, Purbaya menyebut Pertamina seolah “malas-malasan” merealisasikan proyek kilang yang dijanjikan sejak krisis 1998.
Baca Juga: BBM SPBU Swasta Masih Kosong, Pertamina Ungkap Masih Terbuka dengan Pembicaraan Baru
“Sejak krisis sampai sekarang, tidak ada satu pun kilang baru yang selesai dibangun. Padahal, kebutuhan energi terus meningkat,” kata Purbaya beberapa waktu lalu.
Catatan redaksi, sejak krisis ekonomi 1998, Indonesia belum berhasil membangun satu pun kilang minyak baru dari nol.
Kilang terakhir yang benar-benar baru adalah Balongan di Indramayu yang beroperasi pada 1994 dan hanya mengalami perluasan pada 2005.
Setelah itu, berbagai proyek seperti Tuban, Bontang, dan Balikpapan hanya berstatus rencana atau revitalisasi kilang lama tanpa menambah kapasitas baru secara signifikan. Akibatnya, selama lebih dari dua dekade, kapasitas kilang nasional stagnan.
Kilang Mangkrak, Impor Membengkak
Purbaya menilai, kegagalan mempercepat pembangunan kilang membuat Indonesia terus bergantung pada impor BBM. Kondisi ini membebani anggaran negara lewat subsidi energi yang membengkak setiap tahun.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, impor BBM meningkat rata-rata 5–7 persen per tahun, sementara kapasitas kilang domestik masih stagnan di kisaran 1 juta barel per hari.
“Kita sudah pernah menawarkan kerja sama _Build, Operate, Transfer_ dengan investor China. Skemanya sederhana, Pertamina tinggal ambil alih nanti. Tapi ditolak dengan alasan kapasitas berlebih. Ini tidak masuk akal,” ujar Purbaya.
Kritik Purbaya muncul bersamaan dengan insiden kebakaran kilang Pertamina Dumai, Riau, pada 1 Oktober 2025, sehari setelah pernyataannya viral. Beberapa kalangan menilai kejadian itu menjadi simbol kegagalan tata kelola kilang nasional.
Beda Nada
Menanggapi kritik tersebut, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meminta publik tidak melihat masalah ini secara parsial.
Ia menyebut pemerintah tetap mengawal proyek kilang yang sedang berjalan, terutama Kilang Balikpapan dan Kilang Tuban.