Minggu, 21 Desember 2025

IFG Progress Bongkar Masalah Utama Ekonomi RI: Bukan Modal, Tapi Produktivitas dan Inovasi

Photo Author
- Jumat, 19 Desember 2025 | 19:31 WIB
IFG Progress menyoroti rendahnya produktivitas dan inovasi sebagai hambatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia berkelanjutan.
IFG Progress menyoroti rendahnya produktivitas dan inovasi sebagai hambatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia berkelanjutan.

Sebagian besar lapangan kerja baru justru tumbuh di sektor berproduktivitas rendah.

“Kondisi ini membuat transformasi ekonomi berjalan lambat dan tidak merata,” kata Ibrahim.

Kebijakan Industri Harus Lebih Operasional

Ibrahim menekankan, penguatan kebijakan industri berbasis inovasi tidak cukup berhenti pada peningkatan anggaran atau pemberian insentif umum.

Kebijakan harus dirancang lebih operasional dan terarah untuk mendorong, bahkan “memaksa”, terjadinya proses pembelajaran industri.

Hal itu dapat dilakukan melalui penguatan keterkaitan antara riset, industri, dan pembiayaan, serta penyelarasan kebijakan fiskal, regulasi, dan insentif agar perusahaan terdorong naik ke aktivitas bernilai tambah dan berteknologi lebih tinggi.

Peran Strategis Lembaga Keuangan Negara

Dalam konteks ini, IFG Progress mendorong agar lembaga keuangan pembangunan dan holding keuangan negara tidak hanya berfungsi sebagai penyedia pembiayaan, tetapi juga menjadi katalis transformasi struktural.

Peran tersebut antara lain melalui dukungan terhadap inovasi, industrial upgrading, serta penguatan ekosistem produktivitas nasional berbasis data dan riset kebijakan.

“Pembiayaan harus diarahkan untuk mendorong perubahan struktur ekonomi, bukan sekadar menjaga pertumbuhan jangka pendek,” imbuhnya.

Dorong Konsistensi Kebijakan Jangka Panjang

Forum tersebut turut dihadiri Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, serta perwakilan kementerian, akademisi, dan mitra internasional.

Diskusi menegaskan pentingnya konsistensi kebijakan lintas siklus pemerintahan guna mendorong inovasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta integrasi industri domestik ke dalam rantai nilai global.

Tanpa perubahan struktural tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko tetap stabil, namun tidak cukup kuat untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Melalui IFG Progress, IFG menegaskan perannya tidak hanya sebagai holding di sektor asuransi, penjaminan, dan investasi, tetapi juga sebagai kontributor pemikiran strategis dalam mendukung transformasi ekonomi nasional berbasis riset, inovasi, dan nilai tambah berkelanjutan.

**

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X