JAKARTA, suararembang.com - Kehadiran Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) Baru RI tengah menjadi sorotan khusus sebagian publik di Tanah Air.
Sebelumnya diketahui, Purbaya resmi menggantikan jabatan Menkeu Sri Mulyani di Kabinet Merah Putih setelah dilantik di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 8 September 2025.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Tanggapi Tuntutan 17 Plus 8, Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi 6-7 Persen
Sebagian publik pun kini penasaran tentang pola pemikiran yang dimiliki sang Menkeu baru di pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Usut punya usut, Purbaya pernah menyoroti tentang masa depan ekonomi RI di tengah gejolak pasar global yang kini dinilai tidak menentu atau sulit diprediksi.
Fenomena ketidakpastian ekonomi ini mencuat usai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang memberikan kebijakan impor ke pada negara-negara mitranya, termasuk Indonesia yang kini dikenakan 19 persen.
Baca Juga: Mencermati Capaian Kinerja LPS di Sepanjang Triwulan 1 2025 Semasa Kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa
Purbaya menyoroti hal tersebut semasa dirinya masih menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS) pada akhir Agustus 2025 lalu.
Dalam wawancara bersama Founder Kanal YouTube CXO Media, Putri Tanjung, Purbaya sempat membeberkan ihwal cara Indonesia bertahan dari gejolak pasar global.
"Pak, kalau 2025, bapak melihat (dalam sisi ekonomi) tahun yang seperti apa?" tanya Putri Tanjung kepada Purbaya dalam siniar YouTube CXO Media yang dipublikasikan pada 20 Agustus 2025.
"Saya melihat, saat dunia gonjang-ganjing ekonomi dunia akan runtuh, tapi rupanya tidak buruk, Kalau kita tarik ke 2020, kenaikannya masih 3 persen, artinya masih lumayan," jawab Purbaya.
Pria berusia 61 tahun itu lalu mengklaim sebagian warga Indonesia terlalu mudah dalam menilai tentang keadaan ekonomi masa kini.
"Hanya orang di sini (Indonesia) tidak mengerti, kepengen ikut tren saja. Ketika orang bilang, di sana (negara luar) ekonomi jelek, ada perang, ada trade war," terang Purbaya.
"Padahal sebenarnya trade war kita (Indonesia) untung, jadi globalnya tidak ada masalah," imbuhnya.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Tanggapi Tuntutan 17 Plus 8, Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi 6-7 Persen