Minggu, 21 Desember 2025

Pertamina Kuasai 92 Persen Pasar BBM Non-Subsidi, DPR dan KPPU Desak Pemerintah Hentikan Monopoli Terselubung

Photo Author
- Minggu, 5 Oktober 2025 | 09:00 WIB
Isu penolakan SPBU swasta terhadap base fuel Pertamina mencuat setelah sejumlah operator menyampaikan bahwa kandungan etanol 3,5% dianggap tidak sesuai standar mereka. Foto: Engin Akyurt via Pixabay
Isu penolakan SPBU swasta terhadap base fuel Pertamina mencuat setelah sejumlah operator menyampaikan bahwa kandungan etanol 3,5% dianggap tidak sesuai standar mereka. Foto: Engin Akyurt via Pixabay

JAKARTA, suararembang.com - Polemik penolakan SPBU swasta terhadap base fuel Pertamina kembali mencuat di tengah isu dominasi pasar BBM non-subsidi.

Sejumlah operator SPBU menolak bahan bakar dengan kandungan etanol 3,5 persen karena dianggap tidak sesuai dengan standar teknis mereka.

Baca Juga: VIVO dan APR Batal Beli BBM Pertamina, Kandungan Etanol Jadi Sorotan Publik

Penolakan ini menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan BBM non-subsidi dan menyoroti ketimpangan kebijakan energi nasional.

Menurut laporan, perbedaan spesifikasi bahan bakar menjadi alasan utama penolakan dari pihak SPBU swasta.

DPR: Pemerintah Harus Hormati Standar Swasta

Anggota DPR RI Komisi VII Fraksi PAN, Totok Daryanto, menegaskan pentingnya menghormati standar teknis milik SPBU swasta.

“Kita harus hormati standarisasi BBM swasta. Kita tidak bisa memaksakan untuk mengikuti standar Pertamina,”
ujar Totok kepada Jaringan Promedia, Jumat 3 Oktober 2025.

Totok juga mengkritik kebijakan pembatasan impor BBM untuk SPBU swasta. Menurutnya, kebijakan tersebut bisa memicu kelangkaan di pasaran dan merugikan masyarakat.

Baca Juga: Stok BBM SPBU Swasta Masih Kosong Meski Ada Kesepakatan dengan Pertamina, Begini Penjelasan Terbaru ESDM

“Malah seharusnya pemerintah buka selebar-lebarnya impor BBM agar rakyat bisa dapat harga yang murah,” tambah mantan Bendahara Umum PAN itu.

Pengamat: Koordinasi Energi Masih Lemah

Pengamat kebijakan publik Sunardi Panjaitan menilai persoalan ini menunjukkan lemahnya koordinasi kebijakan di sektor energi.

“Pertamina memang ditugaskan pemerintah sebagai penyedia utama, tapi standar teknis harus disepakati bersama, tidak semau Pertamina,”
katanya.

Sunardi menilai, pengendalian berlebihan oleh pemerintah bisa menghambat iklim usaha dan menurunkan kepercayaan investor di sektor migas.

KPPU Soroti Risiko Monopoli Pertamina

Langkah pemerintah membatasi impor BBM bagi SPBU swasta dianggap berpotensi menciptakan monopoli terselubung.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X