Minggu, 21 Desember 2025

DPR Ungkap Dugaan Manipulasi Barcode Massal: Sebut Sistem Digital BBM Subsidi Masih Bermasalah

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 14:00 WIB
Foto Ilustrasi - Anggota DPR soroti praktik kecurangan BBM subsidi mulai dari barcode ganda hingga mobil mewah gunakan solar. (freepik/freepik)
Foto Ilustrasi - Anggota DPR soroti praktik kecurangan BBM subsidi mulai dari barcode ganda hingga mobil mewah gunakan solar. (freepik/freepik)

JAKARTA, suararembang.com - Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi NasDem, Syarif Fasha, mengungkap adanya praktik kecurangan distribusi BBM bersubsidi.

Adapun beberapa praktif kecurangan itu mulai dari ‘kencing solar’, pelangsiran terstruktur, hingga mobil mewah yang bebas membeli solar subsidi.

Baca Juga: Skandal BBM: Nama Vale, Adaro, dan PAMA Disebut, Pengamat Nilai Negara Bisa Tagih Kelebihan Selisih Harga

Temuan itu ia sampaikan dalam rapat dengan BPH Migas di Kompleks Parlemen pada Senin, 24 November 2025.

Temuan Praktik ‘Kencing Solar’ dan Mobil Mewah Pembeli BBM Subsidi

Dalam rapat tersebut, Syarif menilai praktik penyimpangan distribusi BBM bersubsidi masih terjadi luas di lapangan.

Politisi partai NasDem itu menggambarkan pola penyalahgunaan yang dilakukan melalui manipulasi distribusi dari mobil tangki.

"Istilah di lapangan tuh kencing, dikencingkan mungkin 200 liter, 500 liter per 1 AMT (mobil tangki)," ucap Syarif.

Ia juga menyoroti temuan mobil-mobil mewah keluaran terbaru yang dapat mengakses solar subsidi meski seharusnya wajib menggunakan produk nonsubsidi seperti Dexlite atau Pertamina Dex.

"Jangan sampai ada mobil yang saya sampaikan tadi mobil Fortuner tahun 2025, mobil Pajero tahun 2025 tetapi dia bisa beli solar yang harusnya dia harus membeli Dexlite atau Pertamina Dex tapi dia ambil subsidi," katanya.

Dugaan Pelangsiran Terstruktur dan Manipulasi Barcode

Syarif juga menyoroti pelangsiran terorganisasi yang menggunakan kendaraan tua atau truk.

Menurutnya, pola ini terus berkembang karena lemahnya pengawasan dan adanya celah pada sistem digitalisasi penyaluran BBM.

"Makin banyak bisnis pelangsir-pelangsir BBM yang dilakukan oleh mobil-mobil yang sudah tua," ujar Syarif.

Lebih lanjut, Syarif juga menyebut temuan penting lain: satu mobil bisa menggunakan dua hingga tiga barcode berbeda, yang menunjukkan adanya manipulasi sistem verifikasi pembelian BBM subsidi.

"Dia memiliki satu mobil itu barcode dua sampai barcode dengan jenis mobil yang sama," imbuhnya.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X