Wa taj‘alūna rizqakum annakum tukażżibūn(a). dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan (Al-Qur’an)?
فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ
Falau lā iżā balagatil-ḥulqūm(a). Kalau begitu, mengapa (kamu) tidak (menahan nyawa) ketika telah sampai di kerongkongan,
وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ
Wa antum ḥīna'iżin tanẓurūn(a). padahal kamu ketika itu melihat (orang yang sedang sekarat)?
وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ
Wa naḥnu aqrabu ilaihi minkum wa lākil lā tubṣirūn(a). Kami lebih dekat kepadanya (orang yang sedang sekarat) daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat.
فَلَوْلَآ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَۙ
Falau lā in kuntum gaira madīnīn(a). Maka, mengapa jika kamu tidak diberi balasan,
تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
Tarji‘ūnahā in kuntum ṣādiqīn(a). kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang-orang yang benar?
فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ
Fa ammā in kāna minal-muqarrabīn(a). Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah),
فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ ەۙ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍ
Fa rauḥuw wa raiḥān(un), wa jannatu na‘īm(in). dia memperoleh ketenteraman, rezeki, dan surga (yang penuh) kenikmatan.
Artikel Terkait
Surat Yasin