Pemkab Rembang Siapkan Strategi Terpadu untuk Raih Predikat Kabupaten Sehat 2025

Tiga aspek utama penilaian adalah status Open Defecation Free (ODF), kelembagaan, dan capaian terhadap sembilan tatanan tersebut. Penghargaan dibagi dalam empat kategori: Padapa (pemula), Wiwerda (berkembang), Wistara (mandiri), dan Wistara Pripurna (paripurna).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i, menjelaskan bahwa berdasarkan penilaian mandiri, Rembang sudah layak masuk kategori Wiwerda.

Namun hasil verifikasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan adanya penurunan skor, khususnya pada tatanan permukiman dan fasilitas umum.

“Pada permukiman dan fasilitas umum, dari penilaian mandiri kita nilainya 86,36. Kemudian diverifikasi provinsi mendapat nilai 77,27. Ini masuk kategori Padapa. Andaikan ini sudah bisa naik di atas 80, kita sudah masuk ke kategori Wiwerda dan sudah melampaui target awal kita di kategori Padapa,” jelasnya.

Penilaian dokumen administrasi oleh tim pusat dijadwalkan berlangsung Juli hingga Agustus 2025. Verifikasi lapangan akan menyusul pada bulan September. Karena itu, seluruh OPD diminta berkontribusi aktif menutup kekurangan yang ada.

Bupati Rembang, Harno, mengingatkan pentingnya kerja sama antar sektor. Menurutnya, waktu yang tersisa harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memperbaiki seluruh tatanan yang dinilai.

“Tinggal kita untuk memperbaiki sembilan tatanan ini agar bisa diperbaiki dalam waktu sekian bulan agar nanti kita mendapat predikat minimal Padapa. Syukur bisa lebih tinggi,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa sinergi antarlembaga menjadi kunci utama pencapaian. Tanpa koordinasi yang kuat, target tinggi akan sulit diraih.

“Tinggal kerjasamanya antar OPD, karena kalau yang lain sudah bagus tapi ada satu yang belum akan sulit. Maka untuk meraih hal tersebut harus kerjasama semuanya,” tandasnya.

Dengan strategi terpadu dan komitmen seluruh OPD, Pemkab Rembang optimistis dapat meraih hasil maksimal dalam penilaian Kabupaten Sehat tahun 2025.**