Rumah yang penuh barang sampai menyulitkan mobilitas bisa menjadi kondisi berbahaya — misalnya risiko kebakaran, kejatuhan, terhambatnya pertolongan medis.
Orang yang tinggal sendirian dan kurang interaksi sosial memiliki risiko lebih besar mengalami penimbunan tanpa diketahui lingkungan sekitar.
Penimbunan barang bukan hanya soal “malas bersih-bersih”, melainkan bisa benar-benar gangguan kejiwaan yang butuh penanganan.
Penanganan dan Imbauan
Penelitian menunjukkan bahwa penanganan hoarding disorder berupa terapi khusus seperti kognitif-perilaku (CBT) yang disesuaikan untuk kondisi hoarding telah menunjukkan kemajuan, meskipun tantangan tetap besar.
Bagi masyarakat dan aparat daerah, beberapa poin penting antaranya:
Warga yang tinggal sendiri atau sering tertutup dari lingkungan harus mendapat perhatian.
Pemantauan kondisi rumah dan interaksi sosial bisa menjadi langkah deteksi dini.
Penanganan bagus memerlukan kolaborasi antara aparat desa, dinas sosial, kesehatan jiwa, dan lingkungan setempat.
Refleksi bagi Pati dan Sekitarnya
Kisah Yofi bukan semata tragedi pribadi, tetapi pengingat bahwa kondisi “berantakan ekstrem” di rumah bisa menjadi sinyal dari kondisi psikologis yang lebih dalam.
Di Kabupaten Pati maupun wilayah lainnya, penting untuk menguatkan jaringan sosial antar-tetangga dan mekanisme deteksi dini agar kasus serupa tidak luput dari perhatian.
***
Artikel Terkait
Tragis! Pria di Pati Ditemukan Meninggal di Rumah Penuh Sampah, Lima Hari Tak Keluar Rumah
Tragis di Pati: Pria Ditemukan Meninggal di Rumah Penuh Sampah, Mengintip Potensi Hoarding Disorder