suararembang.com - Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kabupaten Rembang kini difokuskan menangani satu desa sebagai bagian dari penguatan program Integrasi Layanan Primer (ILP).
Kebijakan ini bertujuan meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif.
Baca Juga: Lupakan FOMO, Begini Cara Ambil Momen Terbaik di Dunia Nyata Tanpa Internet!
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Darmono, menjelaskan bahwa Pustu berperan penting dalam melakukan skrining kesehatan masyarakat untuk mendeteksi dini berbagai potensi penyakit.
“Jadi warga sebelum sakit itu sudah terdeteksi dulu. Misalkan saya warga di suatu desa dan saya diam saja di rumah padahal hipertensi. Karena tidak tahu, jadi tidak minum obat, sehingga rawan terkena stroke. Harapannya, Pustu ini bisa mengelola warga yang ada di desa dengan skrining kesehatan dibantu oleh kader agar hal tersebut tidak sampai terjadi,” jelas Darmono.
Baca Juga: Jaga Konsistensi Penanganan Stunting, Kabupaten Rembang Gelar Lokakarya Mini di Setiap Kecamatan
Setiap Pustu akan diperkuat oleh dua tenaga kesehatan, yakni bidan dan perawat, serta dibantu dua kader kesehatan yang bertugas melakukan skrining di desa.
Selain itu, Posyandu juga berperan untuk menjangkau seluruh siklus kehidupan masyarakat, mulai dari ibu hamil hingga lansia.
“Posyandu dulu kan hanya untuk ibu dan anak, tapi sekarang untuk semua siklus kehidupan. Mulai dari ibu hamil, usia balita, usia remaja, usia dewasa, hingga usia lansia bisa terdeteksi semua ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan. Minimal standarnya setahun sekali,” ungkapnya.
Apabila ditemukan indikasi penyakit dalam proses skrining, pasien akan dirujuk ke puskesmas hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Langkah ini dinilai efektif mencegah keterlambatan penanganan yang dapat berakibat fatal.
“Orang dengan gula darah tinggi berpotensi terjadi sumbatan di pembuluh darah, kolesterol tinggi juga bisa menyebabkan hal yang sama. Kalau jatuhnya di jantung, dilakukan pelonggaran pembuluh darah di jantung, penderita bisa lega. Stroke juga sama, asal penanganannya tidak terlambat. Kalau terlambat, ya bisa meninggal,” ujarnya.
Darmono berharap kehadiran Pustu tidak hanya terbatas pada pelayanan kesehatan, tetapi juga turut aktif dalam perencanaan pembangunan kesehatan masyarakat desa.
“Pustu harus mampu mengusulkan dalam perencanaan pembangunan desa kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kesehatan di desa,” tutupnya.