JAKARTA, suararembang.com - Hasan Nasbi resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) pada 21 April 2025.
Pengunduran diri ini terjadi setelah delapan bulan menjabat, diwarnai oleh sejumlah kontroversi dan teguran dari Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Pesan Tegas Prabowo Terkait Pejabat di Danantara, Lakukan Tindakan Menyeleweng akan Langsung Diganti
Dalam pernyataannya melalui akun Instagram @totalpolitikcom, Hasan menyatakan bahwa keputusan mundur diambil karena merasa sudah saatnya memberikan kesempatan kepada figur lain yang lebih pantas.
Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut bukanlah tindakan emosional, melainkan hasil dari pertimbangan matang demi kebaikan komunikasi pemerintah ke depan.
"Kesimpulan saya sudah sangat matang bahwa sudah saatnya menepi keluar lapangan dan duduk di kursi penonton, memberikan kesempatan kepada figur yang lebih baik untuk menggantikan posisi bermain di lapangan," ujar Hasan.
Baca Juga: Prabowo Yakin Danantara Bakal Kelola Aset hingga 1 Triliun USD: Harus Dikelola Sebaik-baiknya
Kontroversi dan Teguran Presiden
Salah satu pemicu pengunduran diri Hasan adalah pernyataannya yang dianggap kontroversial terkait teror kepala babi terhadap jurnalis Tempo.
Pernyataan tersebut mendapat sorotan tajam dari publik dan media. Presiden Prabowo Subianto pun menegur Hasan atas ucapannya yang dinilai teledor dan keliru.
Prabowo mengakui bahwa komunikasi pemerintahannya masih perlu diperbaiki dan menyatakan bahwa dirinya bertanggung jawab atas hal tersebut.
Sebelum menjabat sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi dikenal sebagai konsultan politik yang aktif sejak era Presiden Joko Widodo. Ia memiliki pengalaman dalam bidang komunikasi politik dan pernah terlibat dalam berbagai kampanye politik nasional.
Penunjukannya sebagai Kepala PCO oleh Presiden Prabowo pada Oktober 2024 diharapkan dapat memperkuat komunikasi pemerintah dengan publik.
Hingga saat ini, Presiden Prabowo belum menandatangani surat pengunduran diri Hasan Nasbi. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden masih mempelajari surat tersebut dan belum mencari pengganti untuk posisi Kepala PCO.
Juru Bicara Presiden, Dahnil Anzar Simanjuntak, menambahkan bahwa pengganti Hasan harus memahami kebutuhan komunikasi Presiden dan pola komunikasi yang ingin dibangun.