pemerintahan

Menelaah Usulan DPR untuk Mengganti MBG Jadi Uang Tunai, Istana: Konsep Sekarang yang Terbaik

Senin, 22 September 2025 | 07:31 WIB
Istana buka suara terkait usulan DPR mengganti MBG jadi uang tunai. (indonesia.go.id)

Perbaikan Terus Dilakukan

Prasetyo mengakui pelaksanaan MBG memang belum sepenuhnya berjalan mulus.

Masih ada sejumlah catatan yang perlu dibenahi, baik dari segi distribusi maupun pengawasan.

Meski begitu, dia memastikan pemerintah terus berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk memperbaiki kelemahan.

“Bahwa masih ada catatan-catatan, ya betul kita akui. Dan akan kita terus berkomunikasi untuk terus kita perbaiki,” ucap Prasetyo.

Kritik Soal Keamanan Makanan

Sebelumnya, anggota DPR RI Charles Honoris mengusulkan agar program MBG diubah menjadi pemberian uang tunai langsung kepada orang tua siswa.

Menurutnya, hal ini dapat mengurangi risiko makanan tidak layak konsumsi serta memastikan kualitas gizi lebih terjaga.

Charles menyoroti rantai distribusi makanan dalam program MBG yang dinilai panjang dan berisiko.

Politisi partai PDI Perjuangan itu menjelaskan bahan baku sering disiapkan sejak malam hari, dimasak dini hari, lalu baru sampai ke sekolah menjelang siang.

Proses tersebut, katanya, berpotensi meningkatkan kontaminasi bakteri.

“Kalau orang tua yang menyiapkan sendiri, kualitas gizi dan keamanan makanannya lebih bisa dipastikan,” ujarnya pada Jumat 19 September 2025.

Selain masalah distribusi, Charles juga mengungkap adanya dugaan “dapur fiktif” dalam pelaksanaan MBG.

Pria kelahiran Jakarta itu menilai lemahnya pengawasan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) membuat program rentan disalahgunakan.

Menurutnya, pemberian uang tunai langsung akan lebih efisien dan transparan, karena orang tua dapat membeli bahan makanan sendiri sekaligus memastikan anak-anak mereka mendapatkan asupan bergizi sesuai kebutuhan.

Pemerintah Tetap pada Skema Awal

Meski berbagai kritik dan usulan telah mengemuka, pemerintah menegaskan skema distribusi makanan siap santap tetap dijalankan.

Prasetyo menilai, konsep ini sudah mempertimbangkan aspek pemerataan dan kendali gizi anak-anak sekolah.

Halaman:

Tags

Terkini