Perspektif BGN: MBG dan Generasi Emas 2045
Sebelum Gibran, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, juga menegaskan peran besar MBG dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Ia menyebut penerima manfaat yang didominasi anak sekolah adalah bagian pemenuhan hak dasar anak.
“Artinya, 53 persen hak anak Indonesia sudah bisa kita penuhi dan kita sedang kejar hak anak atas makan bergizi bisa kita penuhi di akhir tahun 2025,” kata Dadan dalam acara SAC 2025 pada 19 November 2025.
Dadan menilai MBG sebagai investasi besar bagi masa depan bangsa.
“MBG merupakan program terbesar dalam investasi SDM Indonesia untuk generasi emas 2045,” sambungnya.
Ia menjelaskan manfaat ekonomi yang muncul dari implementasi program tersebut.
“Uang yang diamanahkan ke BGN, digelontorkan langsung ke garis depan, jadi satu SPPG di Jawa akan mengolah uang Rp900 juta per bulan, kalau di Papua barangkali bisa Rp4 miliar per bulan,” tuturnya.
Sebanyak 85 persen anggaran digunakan untuk membeli bahan baku.
“99 persen bahan baku itu dari pertanian. Jadi, program MBG identik dengan kemandirian dan ketahanan pangan lokal,” lanjutnya.
Adapun 10,5 persen anggaran digunakan untuk membayar pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan MBG.
“Kemudian, 10,5 persen digunakan untuk membayar seluruh yang bekerja yang terlibat di dalam program makan bergizi, untuk ibu-ibu, bapak-bapak, mamang-mamang yang terlibat akhirnya mendapatkan pendapatan dan berkontribusi langsung di SPPG,” ujarnya.
***