Minggu, 21 Desember 2025

Dari Anak Buruh Bangunan Jadi Lulusan S2, Nurul A’yun Lulus Magister dengan IPK 4,00 Berkat Beasiswa Pemkab Rembang

Photo Author
- Senin, 21 Juli 2025 | 09:10 WIB
Nurul A’yun (23), putri asal Desa Kragan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, berhasil membuktikan keterbatasan ekonomi bukan penghalang
Nurul A’yun (23), putri asal Desa Kragan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, berhasil membuktikan keterbatasan ekonomi bukan penghalang

REMBANG, suararembang.com – Nurul A’yun (23), putri asal Desa Kragan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, berhasil membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih pendidikan tinggi.

Anak seorang buruh bangunan itu baru saja menuntaskan pendidikan magister (S2) di Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan predikat cumlaude dan IPK sempurna 4,00. Semua itu berawal dari beasiswa yang ia dapat dari Pemerintah Kabupaten Rembang.

Baca Juga: Miftahul Jannah, Mahasiswi Penerima Beasiswa Pemkab Rembang Jadi Wisudawan Terbaik FISIP UIN Walisongo

“Iya, saat lulus langsung daftar beasiswa Pemkab, karena waktu itu ekonomi keluarga lagi benar-benar terpuruk. Jadi harapan satu-satunya ya harus beasiswa biar bisa kuliah,” kenang A’yun saat diwawancarai.

A’yun mengaku mulai kesulitan sejak masa sekolah di MA YSPIS Gandrirojo, Kecamatan Sedan. Keinginan untuk kuliah hampir pupus karena kondisi ekonomi keluarga. Namun berkat informasi dari lingkungan sekitar dan dorongan pihak sekolah saat expo kampus, ia memberanikan diri mendaftar program beasiswa Pemkab Rembang.

Tak disangka, ia lolos sebagai penerima bantuan. Sejak SMA, A’yun memang dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia langganan juara kelas dan pernah menyabet juara 3 lomba Tahfidz 5 juz tingkat kabupaten.

Baca Juga: Kuliah Gratis 8 Semester! Cek Syarat Beasiswa Pemkab Rembang 2025 Sebelum Terlambat!

Dengan beasiswa tersebut, ia melanjutkan kuliah S1 di jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UNNES. Ia lulus tahun 2024 dengan IPK 3,87.

“Aku pribadi karena posisiku sebagai mahasiswa, jadi tugas dan belajar itu prioritas. Urusan main belakangan. Yang penting kewajiban dulu,” ujarnya.

Usai lulus, A’yun langsung mengajar di SD Al Huda Semarang. Gajinya ia sisihkan untuk melanjutkan pendidikan S2 lewat jalur fast-track, tanpa bantuan beasiswa.

Meski harus membagi waktu antara mengajar dan kuliah, ia tetap mampu menyelesaikan studi S2 hanya dalam waktu satu tahun dengan IPK 4,00.

“Alhamdulillah, meski tidak dapat beasiswa S2, aku bisa biayai sendiri dari hasil mengajar. Kalau lagi tidak ada jadwal mengajar, aku manfaatkan buat menyelesaikan tugas kuliah,” ungkapnya.

Menurut A’yun, beasiswa dari Pemkab Rembang sangat membantu. Selain biaya kuliah dan biaya hidup, ia juga mendapat pengalaman dan relasi baru selama menjalani program.

“Alhamdulillah sangat membantu. Bisa kuliah tanpa dipusingkan soal biaya, juga punya banyak relasi dan pengalaman baru. Jadi wadah berkembang juga,” tambahnya.

Halaman:

Editor: Achmad S

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X