Senin, 22 Desember 2025

Kasus Bullying Timothy Anugerah di UNUD: Tragedi Kemanusiaan yang Buka Luka Sosial Dunia Kampus

Photo Author
- Minggu, 19 Oktober 2025 | 20:30 WIB
Menyoroti skandal perundungan yang membayangi kasus kematian Timothy Anugerah di kampus Udayana. (X.com/@Meta80ki)
Menyoroti skandal perundungan yang membayangi kasus kematian Timothy Anugerah di kampus Udayana. (X.com/@Meta80ki)

DENPASAR, suararembang.com - Kasus dugaan bullying yang menimpa Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (UNUD), mengguncang dunia pendidikan.

Tragedi ini menyoroti kembali persoalan serius soal kekerasan sosial di lingkungan akademik.

Baca Juga: Beredar Secarik Mimpi Sederhana Timothy Anugerah di Kampus Udayana: Hanya Ingin Punya Teman dan Lulus Tepat Waktu

Timothy dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 15 Oktober 2025, setelah diduga melompat dari lantai dua gedung FISIP UNUD. Kejadian ini memicu duka mendalam sekaligus kemarahan publik terhadap praktik perundungan di kampus.

Namun di tengah amarah itu, sikap ayah Timothy justru menggetarkan hati banyak orang.

“Saya sakit hati sekali, tapi saya punya Tuhan yang mengajarkan saya memaafkan orang yang salah. Biarkanlah pihak kampus yang melakukan tindakan,” ujarnya dalam video yang viral di media sosial.

Baca Juga: 6 Mahasiswa Pembuli Timothy Anugerah Bakal Diberi Sanksi Nilai D, Akankah Jadi Jaminan Agar Tragedi Tak Berulang?

Ucapan tersebut dinilai sebagai wujud kebesaran hati yang langka. Banyak warganet menilai, di tengah kehilangan, sang ayah tetap memilih untuk memaafkan, bukan membalas.

Sanksi untuk Pelaku Bullying di UNUD

Pihak kampus akhirnya menjatuhkan sanksi kepada empat mahasiswa pengurus Himapol FISIP UNUD. Mereka diberhentikan dari jabatan organisasi, dikurangi nilai soft skill, dan diwajibkan membuat surat serta video permintaan maaf.

“Sanksi ini bukanlah ekspresi kebencian kami sebagai pimpinan. Kami ini guru, tugas kami mendidik,” ujar Wakil Dekan III FISIP UNUD, I Made Anom Wiranata, Sabtu, 18 Oktober 2025.

Baca Juga: Setelah Viral Singgung Pegiat Gym, Timothy Ronald Kini Disebut Kena Hujat Member Akademi Crypto yang Merugi

Namun sumber internal menyebut, ada total sembilan mahasiswa yang diduga terlibat, termasuk dari fakultas lain. Fakta ini menunjukkan bahwa akar persoalan bullying di kampus tidak sesederhana perilaku individu.

Luka Psikologis yang Tak Terlihat

Kasus ini mengingatkan pada pandangan Emma Jones dalam buku Should Bullying Be a Crime? (2020), yang menyebut perundungan sebagai kekerasan psikososial yang mengikis martabat dan bisa merenggut nyawa.

“Bullying bukan sekadar pelanggaran etika, melainkan kekerasan yang menghancurkan kepercayaan diri,” tulis Emma.

Halaman:

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X