suararembang.com - Ujian Nasional (UN) telah lama menjadi topik kontroversial dalam dunia pendidikan Indonesia. Setelah resmi dihapus pada tahun 2021 di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim, wacana tentang kembalinya UN mencuat lagi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mukti, yang kini berada di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, mengungkapkan rencana penerapan sistem evaluasi nasional baru mulai 2026.
Apa saja fakta menarik terkait perubahan ini? Berikut ulasannya.
Dalam pernyataannya, Abdul Mukti menegaskan bahwa sistem evaluasi nasional akan kembali hadir, namun dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. "Ujian Nasional sudah siap secara konsep, tetapi 2025 ini belum kita laksanakan," ungkap Mukti kepada media di Jakarta pada 30 Desember 2024.
Rencana ini masih dalam tahap penggodokan, dan pemerintah berjanji akan mengumumkan detailnya pada April 2025. Salah satu perubahan mencolok adalah penghapusan istilah "Ujian Nasional" untuk menggantinya dengan nama baru.
"Evaluasi tetap diperlukan karena ini adalah amanah undang-undang. Tunggu sampai setelah Idul Fitri untuk detailnya," tambah Mukti.
Pelajaran dari Sistem Sebelumnya
Abdul Mukti menjelaskan bahwa konsep baru ini dirancang berdasarkan evaluasi dari pelaksanaan UN sebelumnya, termasuk kekhawatiran masyarakat terkait tekanan yang dihadapi siswa dan guru.
"Kami sudah mengkaji pengalaman sejarah itu, termasuk kekhawatiran masyarakat. Evaluasi baru yang berbeda ini akan segera kami umumkan," ujarnya.
Hal ini menegaskan bahwa pemerintah berupaya menciptakan sistem yang lebih adil, fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan pendidikan modern.
Tanggapan Komisi X DPR
Rencana ini mendapat dukungan dari Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudin, yang menekankan pentingnya kebijakan ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
"Kebijakan ini (harus) benar-benar berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia," kata Hetifah kepada media.
Namun, ia mengingatkan agar kebijakan baru ini tidak menjadi beban tambahan bagi siswa maupun guru.