suararembang.com - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan organisasi yang mewadahi para pendidik di Indonesia, dengan sejarah panjang yang mencerminkan semangat perjuangan dan nasionalisme guru-guru pribumi.
Awal Mula: Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
Pada masa kolonial Belanda, tepatnya tahun 1912, didirikan Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) sebagai wadah bagi guru-guru pribumi.
Baca Juga: Gus Hanies: Konferensi PGRI Momen Strategis Wujudkan Generasi Emas
Organisasi ini bersifat unitaristik dengan anggota yang terdiri dari Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
Meskipun memiliki latar belakang pendidikan dan status sosial yang berbeda, mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Transformasi Menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI)
Seiring meningkatnya kesadaran nasionalisme, pada tahun 1932, PGHB berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Perubahan ini signifikan karena penggunaan kata "Indonesia" mencerminkan semangat kebangsaan yang kuat, sesuatu yang tidak disukai oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baca Juga: Unggul Lebih dari 81% Suara, Isti Choma Wati Terpilih sebagai Ketua PGRI Kabupaten Rembang 2025-2030
Namun, bagi para guru dan masyarakat Indonesia, nama ini menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan.
Masa Pendudukan Jepang
Selama pendudukan Jepang, aktivitas organisasi seperti PGI terhenti karena pemerintah pendudukan melarang berbagai organisasi dan menutup sekolah-sekolah.
Hal ini menyebabkan para guru tidak dapat melanjutkan kegiatan organisasi mereka.
Artikel Terkait
Ribuan Guru Rembang Long March Rayakan Perpindahan ke Kantor PGRI Baru
Unggul Lebih dari 81% Suara, Isti Choma Wati Terpilih sebagai Ketua PGRI Kabupaten Rembang 2025-2030
Gus Hanies: Konferensi PGRI Momen Strategis Wujudkan Generasi Emas