SUARAREMBANG.COM - Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, memaparkan strategi pemerintah dalam mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di Indonesia.
Menurutnya, Kementerian Pariwisata telah menyusun berbagai program prioritas untuk mendukung arah pembangunan pariwisata nasional dalam lima tahun ke depan.
Baca Juga: Wamenpar Tegaskan Quality Tourism Bukan Soal Jumlah, tapi Pengalaman Unik dan Berkelanjutan
Salah satunya adalah Gerakan Wisata Bersih, yang fokus pada edukasi dan aksi nyata terkait kebersihan destinasi wisata. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik terhadap isu sampah di lokasi wisata.
Selanjutnya ada program Tourism 5.0, yang menekankan pentingnya digitalisasi sektor pariwisata. Melalui teknologi, promosi pariwisata dapat dilakukan lebih efektif dan efisien, menyasar target pasar yang tepat.
Pariwisata Naik Kelas menjadi program unggulan lain. Program ini mengembangkan wisata berbasis minat khusus seperti kuliner (gastro tourism), bahari (marine tourism), dan kesehatan (wellness tourism). Pemerintah juga mendorong penguatan event daerah yang berbasis budaya.
“Event ini multiplier effect-nya luar biasa. Pesta Kesenian Bali 2024 menciptakan dampak ekonomi Rp192,3 miliar di Denpasar,” jelas Ni Luh.
Salah satu program andalan lainnya adalah Karisma Event Nusantara (KEN). Program ini berhasil menciptakan perputaran uang hingga Rp13,57 triliun pada 2024.
Selain itu, Kemenparekraf juga memperkuat pengembangan Desa Wisata. Saat ini, lebih dari 6.000 desa tengah dikembangkan kualitas dan daya saingnya.
Dua desa wisata di Bali—Penglipuran dan Jatiluwih—telah mendapat penghargaan dari UN Tourism. Penglipuran bahkan menghasilkan pendapatan tahunan hingga Rp24 miliar berkat pengelolaan yang baik.
Dari sisi data, sektor pariwisata nasional terus menunjukkan pemulihan kuat. Wisatawan mancanegara meningkat dari 1,6 juta (2021) menjadi hampir 14 juta (2024). Sementara wisatawan nusantara mencetak lebih dari 1 miliar perjalanan sepanjang 2024.
Target tahun 2025 adalah 14,6–16 juta kunjungan wisman dan 1,08 miliar perjalanan wisatawan domestik. Devisa yang ditargetkan mencapai 19–22,1 miliar dolar AS, dan kontribusi terhadap PDB sebesar Rp1.118 triliun.
Ni Luh Puspa menegaskan bahwa keberhasilan transformasi pariwisata tidak bisa dicapai tanpa kolaborasi semua pihak. Dunia akademik, pelaku industri, dan masyarakat harus terlibat aktif.**
Artikel Terkait
Wamenpar Tegaskan Quality Tourism Bukan Soal Jumlah, tapi Pengalaman Unik dan Berkelanjutan