Raja pertamanya adalah I Gusti Ngurah Jembrana, yang memimpin bersama para pengikutnya dari berbagai latar belakang, baik Bali Hindu maupun komunitas Islam.
Sebagai penanda legitimasi, sang raja juga memiliki sejumlah benda pusaka, seperti tombak, tulup, dan keris bernama "Ki Tatas", yang melambangkan kekuatan spiritual dan kekuasaan kerajaan pada masa itu.
Tepat pada awal abad ke-19, pusat pemerintahan berpindah ke bangunan baru bernama Puri Agung Negeri, yang kini dikenal sebagai Puri Agung Negara.
Sejak saat itu, tempat ini menjadi pusat birokrasi dan pemerintahan raja-raja Jembrana dalam dua periode yang berbeda.***