Sejarah Minyakita: Solusi yang Berubah Arah

JAKARTA, suararembang.com - Minyakita pertama kali diluncurkan pada 6 Juli 2022 sebagai solusi atas kelangkaan minyak goreng di Indonesia.

Produk ini hadir dalam kemasan sederhana dengan harga terjangkau, yakni Rp14.000 per liter, untuk memastikan ketersediaannya bagi masyarakat.

Namun, dalam kurun waktu kurang dari setahun, harga Minyakita melonjak hingga Rp15.000–Rp16.500 per liter di berbagai daerah.

Angka ini melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Minyakita merupakan inisiatif Menteri Perdagangan saat itu, Zulkifli Hasan.

Tujuannya adalah mengemas minyak goreng curah agar distribusinya lebih efisien dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro.

Sayangnya, pada Maret 2023, distribusi Minyakita justru dinilai melenceng dari sasaran.

Produk ini lebih banyak ditemukan di rak ritel modern dan marketplace dibanding pasar tradisional.

Akibatnya, stok Minyakita di pasar tradisional semakin menipis.

"Tentu dengan kejadian itu di pasar [tradisional] menjadi berkurang,” ujar Zulkifli Hasan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada 15 Maret 2023.

Lebih parahnya lagi, ada indikasi bahwa beberapa pihak melakukan praktik curang dengan mengemas ulang minyak goreng premium menggunakan label Minyakita.

Hal ini menyebabkan produsen minyak premium mengalami penurunan produksi hingga 80 persen.

“Minyakita ini mestinya minyak curah,” jelas Zulkifli.

Kasus Minyakita Terbaru: Dugaan Kecurangan dalam Distribusi

Pada 8 Maret 2025, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan.