SUARAREMBANG.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan.
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menerapkan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan memperkuat Perlindungan Anak melalui penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD).
Baca Juga: Menko Pratikno Ungkap Bahaya Scrolling Medsos Bagi Anak Muda, Bisa Picu Kebiasaan Berpikir Pendek
Dalam ekspose laporan akhir RAD PUG dan RAD Kabupaten Layak Anak (KLA) di Aula Bapperida Rembang pada Kamis, 26 Juni 2025, Sekretaris Bapperida, Agung Ratih Kusumawardani, menegaskan bahwa pembangunan di Rembang harus berpihak pada semua kalangan.
Fokus utamanya adalah perempuan dan anak sebagai kelompok rentan yang wajib mendapat perhatian khusus.
Dokumen RAD PUG dan RAD KLA menjadi acuan dalam mengarahkan kebijakan pembangunan agar lebih responsif terhadap isu kesetaraan gender dan perlindungan anak.
Baca Juga: Tari Kreasi Jadi Wadah Ekspresi Budaya Anak Muda Rembang
Keduanya dirancang untuk memastikan bahwa program pembangunan berjalan adil dan merata bagi seluruh masyarakat.
"Kalau kita bisa flashback ke belakang, untuk Anugerah Parahita Eka Praya, Kabupaten Rembang sejak tahun 2012 sudah mencapai penghargaan kategori utama. Kemudian 2021 sudah kategori mentor. Penghargaan ini harus kita imbangi dengan tanggung jawab yang lebih besar dan itu merupakan dorongan untuk berkontribusi lebih baik,” ujar Ratih.
Ratih menjelaskan bahwa RAD PUG menjadi alat penting untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam setiap tahapan pembangunan. Ini mencakup mulai dari perencanaan, penganggaran, hingga monitoring dan evaluasi.
Dengan pendekatan ini, kebijakan dan program daerah akan lebih sensitif terhadap kebutuhan perempuan.
Sementara itu, RAD KLA disusun untuk menjadikan Rembang sebagai Kabupaten Layak Anak. Ini berarti menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Ratih menyoroti pentingnya kepedulian terhadap hak dan perlindungan anak, terutama setelah munculnya beberapa kasus kekerasan terhadap anak belakangan ini.
Artikel Terkait
Menko Pratikno Ungkap Bahaya Scrolling Medsos Bagi Anak Muda, Bisa Picu Kebiasaan Berpikir Pendek