REMBANG, suararembang.com - Nama eks Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut kembali mencuat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka penyidikan terkait dugaan penyimpangan kuota haji tambahan 2024.
Meski demikian, banyak pihak menilai bahwa kinerja penyelenggaraan haji di era Gus Yaqut justru mencatat berbagai keberhasilan yang nyata dirasakan jemaah.
Baca Juga: Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi Dapat Dukungan Penuh dari Pangeran MBS, Ini Kata Menag
KPK sendiri sudah melakukan penggeledahan di kediaman Gus Yaqut. Dugaan kerugian negara disebut lebih dari Rp1 triliun. Namun, kasus ini masih dalam proses penyidikan dan belum ada kesimpulan hukum yang mengikat.
Di balik sorotan tersebut, penyelenggaraan haji 2024 menunjukkan prestasi besar. Efisiensi anggaran mencapai lebih dari Rp600 miliar.
Penghematan ini terbukti meringankan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) 2025, sehingga calon jemaah mendapat manfaat langsung.
Baca Juga: Penyelenggaraan Haji 2026 Diambil Alih BP Haji, Bukan Lagi Kementerian Agama
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkap capaian itu dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR.
“Dapat disampaikan bahwa perhitungan sementara dana efisiensi, sebelum dilakukan pemeriksaan oleh BPK, tercatat sebesar Rp601.297.789.718,” ujarnya.
Tak hanya efisiensi, tingkat kepuasan jemaah juga tinggi. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 2024 sebesar 88,20 atau kategori sangat memuaskan.
Baca Juga: Menag Sebut Haji dan Umrah Lewat Kapal Laut Mungkin Terwujud, Ini Alasannya
Angka itu hanya kalah dari capaian 2022, menjadikannya salah satu yang terbaik dalam sejarah haji Indonesia.
Kepuasan ini makin berarti karena jumlah jemaah bertambah 20 ribu orang setelah lobi Presiden Joko Widodo kepada Arab Saudi.
Artikel Terkait
Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi Dapat Dukungan Penuh dari Pangeran MBS, Ini Kata Menag