"Kondisi bencana yang terjadi, memerlukan effort yang agak ekstra di mana tidak seperti kalau misalkan kita mengalami kedaruratan di gedung atau di titik khusus," katanya.
Cuaca ekstrem, medan berat, dan operasi tanpa henti membuat tim SAR mengalami kelelahan fisik yang signifikan.
Prioritas: Assesmen Udara dan Distribusi Logistik
Basarnas kini memfokuskan operasi pada assesmen cepat melalui pemantauan udara agar evakuasi bisa tepat sasaran.
"Prioritas operasi yang kami laksanakan saat ini yaitu melaksanakan assesmen cepat menggunakan udara," tegas Syafii.
Selain itu, Basarnas juga membantu distribusi logistik ke daerah yang tidak dapat ditembus jalur darat.
"Begitu juga kami membantu pemerintah untuk distribusi logistik baik itu menggunakan heli maupun kapal di mana titik-titik yang belum terjangkau dengan menggunakan akses jalan darat," imbuhnya.
Operasi Bisa Dihentikan Jika Tidak Lagi Efektif
Syafii menegaskan bahwa penghentian operasi SAR akan dilakukan jika pencarian dinilai tak lagi efektif atau tidak memungkinkan secara teknis.
"Apabila korban sudah tidak efektif lagi untuk dicari, atau mungkin kemampuan yang tidak mungkin dilakukan, biasanya di situlah kami akan menghentikan operasi," pungkasnya.
***
Artikel Terkait
Basarnas Berhasil Evakuasi Pendaki Asal Swiss yang Terjatuh di Rinjani Lewat Udara