Ketidaksesuaian data seperti ini menghambat penanganan yang efektif.
Balita ini harus dipantau secara rutin oleh Puskesmas atau perangkat desa, kata Dr. Muhammad Fathoni Kurnia, anggota tim pakar TPPS Kabupaten Rembang.
Di Desa Nglojo, ditemukan kasus gizi buruk pada anak yang lahir dari ibu dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) dan usia kehamilan terlalu muda.
Anak tersebut mengalami perawakan pendek meski perkembangan mentalnya masih normal.
Sayangnya, pola makan anak hanya mengandalkan ASI dan makanan ringan tanpa asupan gizi memadai.
Orang tua sering tidak menyadari masalah ini karena anak terlihat aktif. Padahal kondisi fisiknya memerlukan perhatian khusus, jelas Dr. Fathoni.
Berdasarkan hasil audit, tim merekomendasikan pemantauan kesehatan rutin untuk balita di Desa Temperak.
Sementara itu, anak dengan gizi buruk di Desa Nglojo perlu segera dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pemkab Rembang menegaskan bahwa penanganan stunting membutuhkan kolaborasi seluruh pihak, termasuk TPPS, perangkat desa, dan masyarakat.
Dengan langkah konkret dan pemanfaatan dana desa yang tepat, diharapkan target penurunan stunting dapat tercapai dan berkontribusi pada generasi Indonesia Emas 2045.