Sebagai contoh, daerah yang memiliki produksi telur melimpah dapat menggunakan telur sebagai sumber protein utama. “Tapi mungkin bisa juga sekali-kali dengan ikan atau daging,” tambahnya.
Menjaga Keberagaman dan Ketahanan Pangan
Dadan juga menekankan bahwa menu MBG sebaiknya selaras dengan sumber daya lokal. Jika suatu daerah memiliki ikan melimpah, maka ikan bisa menjadi pilihan utama.
Begitu pula dengan karbohidrat, daerah yang terbiasa mengonsumsi jagung bisa tetap menggunakan jagung sebagai sumber utama, sementara daerah lain bisa memilih nasi.
“Keragaman sumber daya lokal ini baik untuk ketahanan pangan di masing-masing daerah,” jelasnya. Hal ini juga bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak tentang keberagaman pangan di Indonesia.
Dengan fleksibilitas dalam pemilihan menu, program MBG diharapkan dapat berjalan lebih efektif dan diterima oleh masyarakat sesuai dengan kebiasaan makan di tiap daerah.
***
Artikel Terkait
Serangga Hingga Ulat Sagu Bisa Jadi Menu MBG, Badan Gizi Nasional: Semuanya Tergantung Daerahnya