Senin, 22 Desember 2025

Makan Bergizi Gratis Bisa Turunkan Kemiskinan 5,8%, Ini Alasannya!

Photo Author
- Kamis, 20 Maret 2025 | 04:22 WIB
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf

JAKARTA, suararembang.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi Presiden RI Prabowo Subianto berpotensi menurunkan angka kemiskinan hingga 5,8%.

Hal ini disampaikan oleh ahli kemiskinan sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusuf, yang juga merupakan anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN).

Dalam pertemuannya dengan Prabowo dan Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan pada Rabu (19/3), Arief menegaskan bahwa program ini berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Saya rasa kami dari DEN menyampaikan kajian tentang potensi dari dampak MBG ini terhadap penyerapan tenaga kerja juga kemiskinan. Jadi intinya program ini sangat bagus sekali dalam konteks menciptakan lapangan kerja baru sampai 1,9 juta, lalu kemudian menekan kemiskinan itu bisa berkurang mencapai 5,8 %," kata Arief.

Manfaat Langsung bagi Keluarga Kurang Mampu

Arief menjelaskan bahwa MBG dapat memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi keluarga miskin.

Sebagai contoh, sebuah keluarga dengan tiga anak bisa memperoleh bantuan Rp 600.000 per bulan dari MBG.

Ditambah dengan Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 200.000 dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebesar Rp 200.000, total bantuan yang diterima mencapai Rp 1 juta setiap bulan.

Menurutnya, program ini tidak hanya membantu pemenuhan gizi masyarakat miskin tetapi juga mendorong ekonomi nasional dengan menciptakan lapangan kerja baru.

Pentingnya Transparansi dan Pengawasan

Agar MBG berjalan optimal, Arief menekankan pentingnya business process review, audit rutin oleh BPKP, serta keterlibatan masyarakat dalam pengawasan.

Ia juga menyoroti pentingnya menjaga rantai pasok agar bahan pangan lokal lebih diutamakan dibandingkan impor.

"Nah ini kita membuat rantai pasok terjaga sehingga impact nya seperti yang diharapkan tapi sekali lagi mari kita jaga bersama," tandas Arief.

Dengan pendekatan yang transparan dan sistematis, MBG berpotensi menjadi salah satu solusi efektif dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia. **

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X