KUDUS, suararembang.com - Masjid Menara Kudus, yang juga dikenal sebagai Masjid Al-Aqsha, merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia.
Dibangun pada tahun 1549 oleh Sunan Kudus, masjid ini terletak di Kota Kudus, Jawa Tengah.
Keunikan arsitekturnya yang memadukan unsur Hindu, Buddha, dan Islam menjadikannya simbol akulturasi budaya yang harmonis.
Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan 2025 Kabupaten Kudus Sebulan Penuh
Sejarah Singkat Masjid Menara Kudus
Sunan Kudus, atau Ja'far Shodiq, mendirikan masjid ini sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa.
Menariknya, peletakan batu pertama masjid ini menggunakan batu yang berasal dari Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina, yang menjadi asal nama "Kudus" .
Langkah ini menunjukkan penghormatan terhadap tempat suci dalam tradisi Islam.
Keunikan Arsitektur: Perpaduan Tiga Budaya
Masjid Menara Kudus dikenal karena menaranya yang menyerupai candi Hindu, terbuat dari bata merah dengan ukiran khas. Menara ini mencerminkan pengaruh arsitektur Hindu yang kuat .
Selain itu, pintu gerbang masjid didesain menyerupai candi belah atau candi bentar, yang umum dalam arsitektur Hindu-Buddha .
Tidak hanya itu, pancuran wudhu di masjid ini memiliki karakteristik Buddha, menunjukkan adanya akulturasi budaya yang unik .
Kombinasi unsur-unsur ini mencerminkan toleransi dan adaptasi budaya dalam penyebaran Islam di Jawa pada masa itu.
Fungsi Menara dan Tradisi Bedug
Salah satu fitur menarik dari masjid ini adalah menara yang digunakan untuk meletakkan bedug, alat musik tradisional yang digunakan untuk memanggil umat untuk shalat.
Biasanya, bedug ditempatkan di serambi masjid, namun di Masjid Menara Kudus, bedug ditempatkan di atas menara, mirip dengan fungsi kul-kul dalam tradisi Hindu-Bali.
Hal ini menunjukkan adaptasi budaya lokal dalam praktik keagamaan Islam.