REMBANG, suararembang.com - Hari Tari Sedunia dirayakan setiap tanggal 29 April di berbagai belahan dunia, namun dari sebuah sudut kecil di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, hadir sebuah kisah yang menggugah.
Anita, perempuan muda dari Desa Sudo, memperingati hari ini bukan dengan panggung mewah, tapi dengan tarian yang membawa pesan perubahan.
Baca Juga: Tim Tari MAN 2 Rembang Raih Silver Award di Youth Educational Friendship Festival 2024
Di usianya yang ke-28, Anita adalah sosok multi-peran. Ia bukan hanya penari lepas, tetapi juga instruktur tari, penata rias, hingga pendiri sanggar tari lokal sejak 2022.
Setiap Jumat, lebih dari 40 anak dan remaja dari desa-desa sekitar datang ke sanggarnya. Mereka belajar tari sekaligus membentuk karakter dan rasa percaya diri.
“Hari Tari bukan hanya soal tampil. Ini tentang bagaimana tarian bisa menyuarakan identitas dan membangun masa depan,” tutur Anita.
Baca Juga: Drama Tari Wangsit Satria Jati Akan Tampil di TMII: Pentas Duta Seni Rembang
Tahun ini, ia mendapat penghargaan Pelopor Pemuda Kabupaten Rembang dalam kategori agama, sosial, dan budaya.
Lewat karya tulisnya Mimpi Pemuda Desa Melestarikan Budaya Menuju Nusantara, Anita menunjukkan bahwa budaya bisa menjadi jembatan pemberdayaan perempuan dan alat perubahan sosial.
Dalam pandangannya, perempuan masa kini tidak lagi hanya di balik dapur. Mereka bisa memimpin, mendidik, dan menjadi agen perubahan dari akar rumput.
“Kartini memperjuangkan pendidikan. Sekarang tugas kita melanjutkan perjuangan itu dalam konteks zaman,” ucap Anita.