budaya

Kake'ane: Umpatan Khas Pantura yang Jadi Identitas Budaya

Minggu, 29 Desember 2024 | 09:12 WIB
Kake'ane: Umpatan Khas Pantura yang Jadi Identitas Budaya

suararembang.com - Kake'ane, atau kerap ditulis sebagai kakekane atau kakeane, adalah kata yang populer di daerah Pantura Jawa Tengah, seperti Semarang, Demak, Kudus, Jepara hingga Rembang. 

Walaupun memiliki konotasi negatif, kata ini justru sering digunakan sebagai simbol identitas komunitas lokal dan sapaan akrab di antara teman-teman dekat.

Dalam Bahasa Indonesia, kata ini mirip dengan "sialan," sementara dalam Bahasa Jawa, alternatif yang lebih sopan adalah "asem ik."

Dalam aksara Jawa, kata kake'ane ditulis sebagai:

ꦏꦏꦺꦏ꧀ꦲꦤꦺ

Sementara dalam abjad Pegon, kata ini ditulis:

كَاكَيكْ أَنَي

Sejarah Singkat Kake'ane

Asal-usul kata kake'ane masih menjadi perdebatan. Salah satu versi menyebutkan bahwa istilah ini bermula dari seorang anak yang sering dimarahi oleh kakeknya.

Ketika diejek oleh teman-temannya, ia menjawab, "Kowe pancen koyo kakek ane," yang artinya "Kamu memang seperti kakek saya."

Lama-kelamaan, ungkapan ini berubah menjadi umpatan kasar yang populer di kalangan masyarakat.

Pada zaman kolonial Belanda, istilah ini mulai dikenal luas, terutama di kalangan anak-anak Indo-Belanda dan pribumi di Jepara.

Perbedaan kelas sosial saat itu turut memengaruhi penggunaan kata ini sebagai simbol protes, hingga akhirnya menjadi bagian dari bahasa sehari-hari masyarakat Pantura.

Dari Umpatan Kasar Menjadi Identitas Budaya

Meski awalnya tabu, kata kake'ane mengalami perubahan makna. Penduduk Pantura, khususnya di Jepara, menggunakan istilah ini sebagai bentuk identitas budaya mereka.

Proses ameliorasi—perubahan makna ke arah yang lebih positif—membuat kata ini diterima sebagai bagian dari ekspresi budaya lokal.

Halaman:

Tags

Terkini