suararembang.com - Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, baru-baru ini mengunjungi Kabupaten Rembang dengan salah satu tujuan utama untuk melihat Kelenteng Cu An Kiong, Lasem.
Kelenteng yang merupakan salah satu yang tertua di Indonesia ini memegang peran penting dalam sejarah etnis Tionghoa di Pulau Jawa.
Baca Juga: Giring Ganesha Takjub! Rembang dan Lasem Ternyata Simpan Harta Karun Budaya Nusantara
Dalam kunjungannya, Giring menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperjuangkan status Kelenteng Cu An Kiong sebagai cagar budaya nasional.
Giring, yang sebelumnya dikenal sebagai vokalis grup band Nidji, terlihat sangat antusias saat mengunjungi kelenteng yang sudah berusia lebih dari lima abad tersebut.
Selain memotret setiap detail arsitektur kelenteng, Giring bersama sang istri, Cynthia Reza, juga mencoba ramalan tradisional Tionghoa, Ciam Si, yang menambah kesan mendalam pada kunjungannya.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang Hari ini Kunjungi Rembang
Dalam kesempatan tersebut, Giring menyampaikan bahwa Kelenteng Cu An Kiong memiliki nilai historis yang sangat penting.
Kelenteng ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah etnis Tionghoa di Indonesia, tetapi juga menyimpan banyak artefak yang memperkaya warisan budaya nusantara.
Giring berjanji akan terus berupaya agar kelenteng ini tercatat sebagai cagar budaya nasional, mengingat pentingnya untuk melestarikan warisan sejarah tersebut.
Giring mengungkapkan kekagumannya terhadap arsitektur dan koleksi artefak yang ada di kelenteng ini.
“Saya pernah mengunjungi beberapa kelenteng di Indonesia, namun Kelenteng Cu An Kiong ini memiliki artefak yang luar biasa. Salah satunya adalah tandu yang berusia sekitar 600 tahun, yang masih dijaga dengan sangat baik oleh komunitas dan yayasan setempat. Terima kasih atas usaha mereka dalam merawat kelenteng ini,” kata Giring dengan penuh apresiasi.
Agni Malagina, seorang pegiat pelestarian sejarah Lasem, menjelaskan bahwa Kelenteng Cu An Kiong telah berdiri sejak abad ke-15, tepatnya pada tahun 1400-an.
Agni juga menambahkan bahwa kelenteng ini memiliki sejumlah keunikan yang membedakannya dari kelenteng lain.