opini

Fenomena “Tot Tot Wuk Wuk”: Sindiran Lucu tapi Penuh Kritik Soal Sirene dan Strobo

Sabtu, 20 September 2025 | 12:00 WIB
Potret sindiran ‘Tot Tot Wuk Wuk’ terkait simbol prioritas yang dinilai mengganggu para pengguna jalan raya di Indonesia. (X.com/@Rudi_Komunita)

Prasetyo mencontohkan Presiden RI Prabowo Subianto yang tidak selalu menggunakan sirene dan strobo. Bahkan, Prabowo kerap ikut merasakan macet bersama masyarakat.

Polri Lakukan Evaluasi

Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas), Irjen Agus Suryonugroho, menyebut fenomena “Tot Tot Wuk Wuk” menjadi masukan penting. Ia mengaku sudah menghentikan penggunaan sirene dalam pengawalan dirinya.

“Ini kita evaluasi karena masyarakat terganggu. Untuk sementara, pengawalan dengan suara itu kita hentikan,” kata Agus di Mabes Polri.

Tren Viral di Medsos

Fenomena “Tot Tot Wuk Wuk” semakin viral setelah banyak konten kreator mengangkatnya di TikTok dan Instagram.

Potongan video kendaraan sipil dengan strobo dipadukan dengan caption satir membuat topik ini cepat trending.

Selain itu, pakar transportasi juga menilai sindiran ini sebagai kritik sosial yang efektif.

Menurut mereka, budaya berlalu lintas di Indonesia sering lemah karena minimnya keteladanan dari pejabat maupun aparat.

Penegakan Aturan Jadi Kunci

Fenomena ini menegaskan perlunya penegakan hukum yang konsisten.

Pasal 59 UU Lalu Lintas jelas mengatur bahwa lampu isyarat dan sirene hanya boleh dipakai oleh kendaraan tertentu, termasuk ambulans, pemadam kebakaran, dan mobil polisi dalam keadaan darurat.

Jika aturan ini ditegakkan dengan tegas, publik tidak lagi perlu meluapkan protes dengan sindiran seperti “Tot Tot Wuk Wuk”.

Fenomena kocak ini sejatinya adalah jeritan publik yang lelah dengan arogansi pengguna jalan.

Pertanyaannya, akankah gerakan satir ini mendorong perubahan nyata di jalan raya Indonesia?

***

Halaman:

Tags

Terkini