REMBANG, suararembang.com - Fenomena “Tot Tot Wuk Wuk” tengah jadi bahan perbincangan hangat di media sosial.
Ungkapan yang terdengar kocak ini sejatinya merupakan sindiran keras terhadap maraknya penyalahgunaan sirene dan lampu strobo di jalan raya.
Baca Juga: Tak Ada Ruang untuk Anarkisme, TNI-Polri Gencarkan Patroli Bersama hingga RT/RW
Banyak pengendara mengeluhkan praktik tersebut, terutama di kota besar yang rawan macet.
Tidak jarang, kendaraan sipil atau rombongan tertentu melaju dengan sirene meraung dan strobo berkedip, seolah-olah membawa misi darurat.
Padahal, sebagian besar tidak memiliki alasan hukum yang sah.
Sindiran ini kemudian berkembang menjadi gerakan kecil. Sejumlah pengendara bahkan menempelkan stiker “Stop Tot Tot Wuk Wuk” di kendaraan mereka.
Tujuannya jelas: menolak perilaku arogan pengguna jalan yang seenaknya memakai simbol prioritas.
Warganet Tegaskan Aturan Jelas
Di media sosial, warganet ramai menegaskan bahwa sirene dan strobo hanya pantas digunakan oleh kendaraan darurat.
Ambulans dan mobil pemadam kebakaran memang berhak melintas lebih dulu karena menyangkut keselamatan publik.
Fenomena ini akhirnya memicu respons serius dari pemerintah hingga aparat kepolisian.
Istana Ingatkan Pejabat Agar Tertib
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan pejabat negara dilarang semena-mena menggunakan fasilitas sirene maupun strobo.
Menurutnya, pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran agar para pejabat memperhatikan kepatutan dan menghormati pengguna jalan lain.
“Bukan berarti menggunakan fasilitas tersebut bisa semau-maunya,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 19 September 2025.
Artikel Terkait
Tak Ada Ruang untuk Anarkisme, TNI-Polri Gencarkan Patroli Bersama hingga RT/RW