JAKARTA, suararembang.com - Fenomena 'Kabur Aja Dulu' tengah ramai diperbincangkan di media sosial Indonesia.
Ungkapan ini mencerminkan keinginan banyak anak muda untuk mencari peluang kerja dan kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Fenomena ini juga menjadi simbol ketidakpuasan terhadap kondisi pasar kerja domestik yang dinilai kurang menghargai tenaga kerja muda.
Jusuf Kalla Dukung ‘Kabur Aja Dulu’
Mantan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, memandang fenomena ini dari sudut pandang positif.
Menurutnya, dunia kerja saat ini semakin global, memungkinkan orang untuk bekerja di berbagai negara.
"Baru-baru ini sempat jadi pembicaraan banyak pihak soal 'Kabur Aja Dulu'. Bagi saya itu positif," ujar Jusuf Kalla di UGM, Yogyakarta, pada 24 Februari 2025.
Ia menekankan bahwa perubahan bukan hanya terjadi pada barang dan komoditas, tetapi juga pada tenaga kerja yang kini semakin mobile.
Selain itu, ia mengapresiasi etos kerja keras yang dimiliki masyarakat Tiongkok dan Jepang, yang menurutnya patut dicontoh.
"Kita harus bisa mencontoh budaya kerja keras seperti Tiongkok serta budaya Jepang yang lebih terkenal dengan ketelitian," tandasnya.
Dubes Jepang: Indonesia Punya Banyak Pekerja Keras
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, turut menyoroti fenomena ini. Menurutnya, tenaga kerja Indonesia (TKI) dikenal memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga Jepang ingin merekrut lebih banyak pekerja dari Indonesia.
"Mereka sangat dihargai oleh orang Jepang. Jadi, misi saya adalah meningkatkan jumlah orang seperti itu," ungkap Masaki dalam perayaan ulang tahun Kaisar Jepang Naruhito ke-65 di Jakarta, 20 Februari 2025.
Ia juga menegaskan bahwa pekerja Indonesia dapat bekerja di berbagai sektor, termasuk transportasi.
Namun, ia menekankan pentingnya memahami bahasa Jepang agar bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja Negeri Sakura.