suararembang.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus terkena dampak besar akibat efisiensi anggaran Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengungkapkan kondisi ini dengan tegas.
Baca Juga: Guru SMK 1 Rembang, Anisa Rahmanti, Raih Beasiswa Microcredential di Monash University
"Vokasi memang sangat tertekan sekali," ujar Suharti dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, Jumat 14 Februari 2025, seperti dikutip dari YouTube TVR Parlemen.
Dari total anggaran Rp1,927 triliun, terjadi pemangkasan hingga Rp519 miliar. Salah satu yang paling terdampak adalah Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, yang anggarannya turun drastis dari Rp1,195 triliun menjadi Rp132,4 miliar.
Dampak Pemangkasan pada Program Vokasi
Pemotongan anggaran ini menyebabkan perubahan besar pada beberapa program utama, antara lain:
Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK dan Magang Luar Negeri
- Target awal: 100.750 siswa
- Anggaran awal: Rp65,036 miliar
- Anggaran baru: Dihapus
Pengembangan SMK Pusat Keunggulan (SMK-PK)
- Target awal: 1.178 SMK
- Anggaran awal: Rp528,678 miliar
- Anggaran baru: 15 SMK dengan Rp15 miliar
Pengembangan Teaching Factory di SMK
- Target awal: 450 SMK
- Anggaran awal: Rp156,831 miliar
- Anggaran baru: 184 SMK dengan Rp39,145 miliar
Pembinaan Kemitraan Dunia Usaha dan Industri (DUDI)
- Target awal: 192 lembaga
- Anggaran awal: Rp40,446 miliar
- Anggaran baru: Dihapus
Pemangkasan ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah.
"Pendidikan vokasi itu penting untuk mendapat perhatian, karenanya memang harus dicermati dengan luar biasa," ujarnya.
Ia menekankan bahwa keterampilan dari pendidikan vokasi bisa membuat lulusan lebih mandiri dan tidak menjadi beban negara.
Artikel Terkait
Guru SMK 1 Rembang, Anisa Rahmanti, Raih Beasiswa Microcredential di Monash University