Minggu, 21 Desember 2025

6 April 1742: Saat Pati Jadi Saksi Penobatan Amangkurat V, Sunan Kuning Pewaris Takhta Mataram

Photo Author
- Minggu, 6 April 2025 | 17:42 WIB
Lukisan Jawa abad ke-19 menggambarkan salah satu episode Perang Jawa-Tionghoa melawan VOC, perang yang meletus di Jawa tahun 1741-1743.
Lukisan Jawa abad ke-19 menggambarkan salah satu episode Perang Jawa-Tionghoa melawan VOC, perang yang meletus di Jawa tahun 1741-1743.

PATI, suararembang.com - Tanggal 6 April 1742 menjadi titik balik dalam sejarah Mataram. Di sebuah wilayah penting di Jawa, yaitu Kabupaten Pati—yang terletak di barat Kabupaten Rembang—sebuah peristiwa bersejarah terjadi.

Raden Mas Garendi, cucu dari Amangkurat III, dinobatkan sebagai Raja Mataram dengan gelar Amangkurat V. Penobatan ini menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan kolonial VOC dan Sunan Pakubuwana II yang telah berbalik arah.

Penobatan ini tidak muncul dari ruang kosong. Geger Pacinan, sebuah pemberontakan besar antara koalisi Tionghoa-Jawa melawan VOC, menciptakan kekacauan dan kekosongan kekuasaan.

Koalisi yang terdiri atas tokoh-tokoh seperti Singseh, Kapitan Sepanjang, Raden Mas Said, dan para bupati dari Grobogan dan Pati mendukung pengangkatan Raden Mas Garendi.

Rapat besar diadakan di Pati untuk menentukan siapa yang layak menggantikan Pakubuwana II. Nama Tumenggung Martapura sempat diusulkan, tetapi ditolak karena tak memiliki garis keturunan bangsawan.

Tan He Tik, tokoh Tionghoa sekaligus ayah angkat Garendi, mengajukan nama Raden Mas Garendi yang berdarah biru dan cucu langsung dari Sunan Mataram.

Kapitan Sepanjang sempat ragu akan kesetiaan Garendi, takut ia berkhianat seperti Pakubuwana II. Namun, akhirnya semua sepakat. Raden Mas Garendi resmi menjadi raja Mataram dengan gelar Amangkurat V.

Dalam penobatannya di Pati, para ulama berada di sisi kanan, sedangkan panglima berbusana Tionghoa berada di sisi kiri sang raja muda.

Sejak hari itu, Pati bukan hanya dikenal sebagai daerah pertanian dan budaya, tetapi juga sebagai saksi sejarah besar lahirnya pemimpin yang dikenal dengan nama Sunan Kuning.

Peristiwa ini mengawali babak baru peperangan antara koalisi Jawa-Tionghoa melawan VOC dan pasukan Pakubuwana II.

****

Editor: R. Heryanto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X