SUARAREMBANG.COM - Kota pesisir Nusantara seperti Lasem menyimpan warisan budaya yang kaya dan penuh cerita.
Seperti aliran sungai yang terus mengukir batu karang, pelestarian budaya di kawasan ini adalah perjalanan panjang yang melibatkan berbagai pihak.
Baca Juga: Kirab Kimsin Makco di Lasem: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Nusantara yang Bikin Takjub
Kini, riset mendalam dari para peneliti Prancis dan Indonesia menyoroti pentingnya menjaga warisan yang tak ternilai ini.
Lasem, sebuah permata pesisir di Pulau Jawa, menjadi titik pertemuan antara sejarah, budaya, dan memori kolektif.
Di sinilah gagasan pelestarian tumbuh, berakar kuat dari hasil studi École française d'Extrême-Orient (EFEO) dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Baca Juga: 72 Klenteng Ramaikan Kirab HUT YM Makco Thian Siang Sing Bo di Lasem, Ini Daftarnya!
Kota ini bukan sekadar lokasi, melainkan saksi bisu perjalanan budaya Nusantara.
Pada Senin, 9 Juni 2025, pukul 14.00 hingga 16.30 WIB, sebuah webinar hybrid akan membawa kita menyelami lebih dalam upaya pelestarian ini.
Pierre-Yves Manguin dan Hélène Njoto Feillard dari EFEO, Zakariya Aminullah dari UGM, serta Peter Lee, kurator pendiri NUS Baba House, akan berbagi wawasan berharga.
Diskusi dibuka oleh Punto Wijayanto dan Ayos Purwoaji, dengan moderasi Muhammad Fadillah.
Acara ini juga menjadi perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis, memperlihatkan bagaimana budaya menjadi jembatan penghubung dua bangsa.
Didukung oleh Yayasan Lasem Heritage, Pemerintah Kabupaten Rembang, dan berbagai institusi budaya, webinar ini mengajak publik untuk turut menjaga kekayaan budaya pesisir Nusantara.
Mari bergabung dan resapi kisah budaya yang mengalir dari Laut Jawa, mengenal lebih dekat Lasem sebagai warisan hidup yang harus terus dijaga.
Artikel Terkait
Kirab Kimsin Makco di Lasem: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Nusantara yang Bikin Takjub