SURAKARTA, suararembang.com - Perdebatan mengenai suksesi PB XIV terus bergulir di Kraton Kasunanan Surakarta. Di tengah polemik itu, BRM Nugroho Iman Santoso, cucu PB XI, mengajak seluruh trah Mataram untuk duduk bersama melalui mekanisme musyawarah besar.
Ia menilai persoalan suksesi bukan konflik antara Trah PB XII dan PB XIII. Menurutnya, kepemimpinan karaton adalah urusan seluruh Dinasti Mataram Islam Surakarta, yang terdiri dari seluruh trah PB II hingga PB XIII.
Baca Juga: Perebutan Takhta Berakhir, Gusti Purbaya Resmi Jadi Raja Surakarta Pakubuwono XIV
Karena itu, semua pihak memiliki hak adat dan kewajiban kolektif untuk menjaga wibawa karaton.
Ia menegaskan kembali bahwa kepemimpinan raja adalah estafet adat, bukan kekuasaan absolut.
Karaton Surakarta merupakan warisan bersama yang harus dijaga melalui kesepakatan adat dan bukan melalui klaim sepihak.
BRM Nugroho menekankan bahwa seluruh keputusan penting, termasuk suksesi, wajib melalui norma adat, norma hukum, nilai agama, dan musyawarah antartrah.
Dengan cara itu, karaton dapat melahirkan pemimpin terbaik dari yang terbaik serta menjaga kelangsungan budaya Jawa.
Seluruh sentono dalem dinilai harus terlibat untuk menentukan arah kepemimpinan dan memastikan karaton tetap dihormati masyarakat.
Keterlibatan pemerintah daerah hingga pusat juga dianggap penting agar hasil musyawarah memiliki legitimasi kuat.
Agar tidak terjadi perpecahan, ia menyerukan langkah konkret berupa musyawarah besar.
Forum ini diharapkan menjadi ruang bersama untuk menilai dokumen suksesi, mendengar pandangan para sesepuh, dan mencapai keputusan adat yang diterima semua pihak.
“Legitimasi tertinggi dalam suksesi Karaton Surakarta lahir dari musyawarah besar, bukan klaim sepihak. Hanya dengan cara itu karaton bisa maju dan bermartabat, " tegasnya.
Seruan ini menjadi penanda bahwa proses suksesi PB XIV perlu ditetapkan melalui mekanisme adat yang jelas.
Artikel Terkait
Cucu PB XI: Seluruh Trah Mataram Surakarta Harus Duduk Bersama Demi Karaton Kasunanan Surakarta yang Rukun dan Bermartabat