suararembang.com - Mari bersama merawat ingatan dan sejarah desa melalui pencatatan narasi dan visual dalam workshop eksklusif ini!
Mengapa Mencatat Ingatan Itu Penting?
Setiap desa memiliki cerita unik yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca Juga: Sedekah Bumi Sekararuman Resmi Jadi Kekayaan Intelektual Komunal
Mulai dari kisah bermain di belik hingga cerita Simbah tentang makanan favoritnya saat kecil—semua itu adalah bagian dari sejarah yang patut dijaga.
Melalui Workshop Mencatat Ingatan dan Sejarah Padukuhan, Kolektif Arungkala dan Kampung Budaya Pijiwetan mengajak warga Desa Lau untuk berbagi kenangan tentang Dukuh masing-masing, terutama di Piji Wetan dan sekitarnya.
Baca Juga: Wamen Kebudayaan Giring Ganesha Usulkan Kelenteng Cu An Kiong Lasem Jadi Cagar Budaya Nasional
Menulis Sejarah dari Perspektif Warga
Dalam workshop ini, peserta diajak mengarsipkan sejarah melalui narasi dan visual dalam bentuk zine (buletin kecil).
Fase awal pengarsipan ini melibatkan para pemuda Desa Lau sebagai pencatat kisah para kakek dan nenek mereka.
Baca Juga: Wamen Kebudayaan Giring Ganesha Usulkan Kelenteng Cu An Kiong Lasem Jadi Cagar Budaya Nasional
Tujuannya adalah menciptakan distribusi pengetahuan antar-generasi, sehingga cerita dan budaya lokal tetap hidup.
Karena keterbatasan sumber daya, inisiatif ini dimulai dari skala dukuh dan desa, dengan harapan bisa berkembang lebih luas di masa depan.
Yuk, Ikut Berbagi Cerita!
Workshop ini bukan sekadar sesi mencatat sejarah, tetapi juga momen kebersamaan. Sambil ngeteh, ngopi, dan ngemil, kita akan mendengar dan menuliskan cerita-cerita berharga yang mungkin terlupakan.
Artikel Terkait
Wamen Kebudayaan Giring Ganesha Usulkan Kelenteng Cu An Kiong Lasem Jadi Cagar Budaya Nasional