Kegiatan ini digelar oleh komunitas budaya Putra Wayah Lasem di halaman Punden Tapaan Mpu Santi Badra, Desa Warugunung, Pancur, Rembang.
Mengusung lakon “Sesaji Raja Suya”, pementasan wayang kulit ini dipandu oleh Ki Gondrong Al Frustasi dari Lasem.
Selain wayang, acara juga dimeriahkan dengan Budaya Tlunggasan dan Uwé-ngasinan, dua tradisi lokal yang memperlihatkan kekayaan budaya masyarakat Rembang bagian selatan.
Yang menarik, acara ini bertepatan dengan Kamis Wage Malam Jumat Kliwon, sebuah momen spiritual yang kental dalam tradisi Jawa.
Ini menambah nilai sakral sekaligus kekuatan naratif dari pertunjukan budaya yang digelar.
Harmoni Budaya dan Literasi di Rembang
Kedua acara ini menjadi cerminan harmoni antara intelektualitas dan tradisi. Dari diskusi tentang Kartini yang mencerminkan perjuangan literasi dan kesetaraan, hingga pentas wayang kulit yang melestarikan nilai-nilai lokal.
Rembang hari ini bukan hanya tempat tinggal, tapi ruang belajar dan menikmati kekayaan budaya.
Bagi masyarakat Rembang dan sekitarnya, momentum ini patut dimanfaatkan. Keduanya tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat identitas dan memperluas wawasan.***